> >

AS dan Inggris Bombardir Yaman yang Sabotase Kapal Terkait Israel di Laut Merah, Ini Reaksi Dunia

Kompas dunia | 13 Januari 2024, 01:05 WIB
Jet tempur Typhoon milik Angkatan Udara Inggris lepas landas dari Siprus, Kamis (11/1/2024) dalam misi menyerang target di Yaman. (Sumber: Sgt Lee Goddard, Kementerian Pertahanan Inggris via AP)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Berbagai negara di belahan dunia memberikan reaksi yang beragam atas serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap kelompok Houthi di wilayah Yaman.

Seperti yang diketahui, pasukan AS dan Inggris melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Yaman yang dikuasai milisi Houthi pada Jumat (12/1/2024) dini hari.

Serangan tersebut dilancarkan sebagai respons atas sabotase hingga pembajakan kapal komersial terkait Israel yang dilakukan milisi Houthi di Laut Merah baru-baru ini.

Houthi yang mendukung gerakan pasukan Hamas di Palestina menyebut serangan yang dilakukan tersebut merupakan tindakan yang sangat barbar.

Mereka juga memperingatkan masih akan terus melakukan serangan kepada kapal yang menuju ke Israel.

Berikut reaksi sejumlah negara di dunia atas serangan Amerika Serikat dan Inggris ke wilayah Houthi di Yaman yang dirangkum dari Al Jazeera:

Iran

"Serangan ini terjadi dalam upaya untuk memperluas dukungan penuh AS dan Inggris dalam kurang lebih 100 hari terakhir terhadap kejahatan perang rezim Zionis terhadap rakyat Palestina dan warga Gaza yang terkepung," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani dalam sebuah pernyataan.

"Serangan-serangan ini merupakan pelanggaran jelas terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Yaman, serta melanggar hukum internasional."

Baca Juga: Arab Saudi Minta Semua Pihak di Laut Merah Tenang, Houthi Malah Ancam Segera Buat Perhitungan ke AS

Arab Saudi

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi meminta untuk menahan diri dan "menghindari eskalasi" setelah serangan-serangan tersebut dan mengatakan bahwa mereka memantau situasi dengan "kekhawatiran besar."

"Kerajaan menekankan pentingnya mempertahankan keamanan dan stabilitas di wilayah Laut Merah, karena kebebasan navigasi di dalamnya adalah tuntutan internasional," bunyi pernyataan tersebut.

Yordania

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, mengatakan, "Agresi Israel terhadap Gaza dan terus melakukan kejahatan perang terhadap rakyat Palestina serta melanggar hukum internasional dengan kekebalan adalah penyebab meningkatnya ketegangan yang terjadi di wilayah ini."

Stabilitas wilayah dan keamanannya erat terkait, kata Safadi, seperti yang dilaporkan oleh media negara.

"Masyarakat internasional berada di persimpangan kemanusiaan, moral, hukum, dan keamanan," tambahnya. 

"Entah itu mengemban tanggung jawabnya dan mengakhiri agresi sombong Israel serta melindungi warga sipil, atau membiarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para menteri ekstremisnya membawa kita ke perang regional yang mengancam perdamaian dunia."

NATO

"Serangan ini bersifat defensif, dan dirancang untuk menjaga kebebasan navigasi di salah satu jalur air paling vital di dunia. Serangan dari (Houthi) harus dihentikan," kata Dylan White, juru bicara aliansi militer tersebut.

Hizbullah

Kelompok Lebanon, Hizbullah, yang merupakan sekutu Iran dan Houthi, mengatakan agresi AS mengonfirmasi bahwa Washington berada dalam "kemitraan penuh" dengan Israel.

"AS adalah mitra penuh dalam tragedi dan pembantaian yang dilakukan oleh musuh Zionis di Gaza dan wilayah ini," demikian pernyataan dari kelompok tersebut.

Hamas

Hamas dalam sebuah pernyataan mengutuk serangan dan menyebut pemerintah AS dan Inggris akan bertanggung jawab atas dampak serangan mereka terhadap keamanan wilayah tersebut.

Jihad Islam Palestina

Kelompok Palestina Islamic Jihad yang berbasis di Gaza mengatakan bahwa eskalasi ini mengonfirmasi bahwa pemerintahan AS "sedang melakukan perang genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza."

"Kami mengajak rakyat Arab dan Islam untuk mengambil tindakan menolak agresi terhadap Yaman, yang bangkit membela Gaza dan tempat-tempat suci umat Islam di Palestina."

Rusia

Rusia menyatakan bahwa serangan tersebut melanggar hukum internasional.

"Serangan udara AS di Yaman adalah contoh lain dari pelecehan Anglo-Saxon (Inggris Raya) terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Maria Zakharova, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia.

Zakharova mengatakan serangan tersebut menunjukkan "ketidakpedulian total terhadap hukum internasional" dan "memperburuk situasi di wilayah tersebut."

Baca Juga: Gercep! Dewan Keamanan PBB Sahkan Resolusi Tuntut Houthi Hentikan Serangan di Laut Merah

Prancis

Prancis kembali melontarkan kecaman terhadap serangan Houthi kepada kapal-kapal komersial di Laut Merah, menyerukan penghentian segera.

"Dengan tindakan bersenjata tersebut, Houthi bertanggung jawab secara sangat serius atas eskalasi di wilayah tersebut," kata kementerian urusan luar negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.

Jerman

Kantor luar negeri Jerman mengatakan serangan tersebut dimaksudkan untuk mencegah serangan lebih lanjut. 

"Tujuan kami tetap untuk meredakan ketegangan dan mengembalikan stabilitas di Laut Merah," tulis kementerian tersebut di X.

Belgia

Belgia bekerja sama dengan mitra-mitra di Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk berkomitmen mengembalikan keamanan di wilayah Laut Merah dan menghindari potensi dampak, kata Menteri Luar Negeri Belgia, Hadja Lahbib di X.

"Serangan yang terus-menerus oleh Houthi adalah ancaman nyata bagi stabilitas wilayah dan merupakan eskalasi yang tidak menguntungkan siapa pun," tulis Lahbib.

Belanda

"Tindakan AS-Inggris didasarkan pada hak bela diri, bertujuan untuk melindungi jalur bebas dan difokuskan pada deradikalisasi. Belanda, dengan sejarah panjangnya sebagai negara yang berlayar, memberikan pentingnya yang signifikan pada hak jalur bebas dan mendukung operasi yang ditargetkan ini," kata Perdana Menteri Mark Rutte.

Denmark

Denmark sepenuhnya mendukung serangan AS dan Inggris, sesuai dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen.

Oman

Oman mengecam tindakan militer dari "negara-negara sahabat", menurut laporan dari media negara tersebut.

Menteri Luar Negeri Badr Albusaidi mengatakan serangan itu bertentangan dengan pendapat negaranya dan hanya akan menambah ke situasi yang sangat berbahaya. 

Baca Juga: Houthi Incar Kapal Perang AS di Laut Merah, Tercatat sebagai Serangan Terbesar Sejauh Ini

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Jazeera


TERBARU