> >

Rabbi Yahudi Kutuk Pejabat Israel: Mereka Seharusnya Diadili dan Dipenjara karena Kejahatan di Gaza

Kompas dunia | 11 Januari 2024, 15:14 WIB
Rabbi Yahudi Haim Soffer, yang dikenal kerap menentang Israel. (Sumber: Anadolu Agency)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Rabbi Yahudi Ortodoks, Rabbi Haim Sofer mengutuk keras aksi pejabat Israel yang disebutnya bertanggung jawab atas kejahatan di Gaza.

Ia menegaskan mereka seharusnya diadili dan dipenjara di The Hague, markas dari Pengadilan Internasional (ICJ).

Rabbi Sofer menegaskan bahwa pejabat Israel seharusnya dihukum sepantasnya atas kejahatan yang mereka lakukan.

Pernyataan Rabbi Sofer muncul di saat Pegadilan Internasional tengah bersiap memulai persidangan, Kamis (11/1/2024), pada kasus gugatan Afrika Selatan melakukan genosida.

Baca Juga: Bos Bank Sentral Israel Ketakutan Ekonomi Zionis Ambruk gegara Perang Gaza, Peringatkan Netanyahu

“Kita membicarakan mengenai 23.000 pria, perempuan dan orang tua yang terbunuh,” kata Rabbi Sofer dikutip dari Anadolu Agency.

“Kebanyakan mereka yang terbunuh tidak bersalah. Kehancuran Gaza sangat besar. Ini mengingatkan kita atas kehancuran di Dresden, Jerman di Perang Dunia II,” ujarnya.

Ia mengatakan sekitar 75 persen bangunan di Gaza telah rusak atau sepenuhnya hancur.

Rabbi Sofer pun mengatakan pejabat Israel berjanji menghancurkan sisanya demi tercapainya tujuan pembersihan etnis dan menggusur seluruh 2,5 juta warga Palestina di Gaza.

“Seruan saya ke seluruh negara dunia adalah untuk mengizinkan kejahatan perang. Zionis adalah penjahat perang,” ucapnya.

Menurut Rabbi Sofer, genosida di Gaza dilakukan oleh semua anggota pemerintah Zionis, bukan individu.

Ia menambahkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, menterinya, dan kepala angkatan bersenjata dan angkatan udara, seharusnya bertanggung jawab atas kejahatan perang yang mereka lakukan.

“Sangat penting memasukkan para penjahat perang ini ke dalam penjara, demi memperlihatkan bahwa keadilan masih ada,” katanya.

Sofer selama ini dikenal sebagai anti-Zionis yang tinggal di London.

Baca Juga: Akademisi Terkenal Prancis Lebih Hormat ke Pemimpin Hamas Ketimbang Israel, Dibanjiri Kritikan

Ia lahir dari orang tua yang berasal dari Irak dan sempat tinggal beberapa waktu di Palestina.

Sang rabbi mengatakan dirinya dipaksa pindah dari Palestina oleh rezim Zionis, yang menekan aktivitas bahkan memenjarakan dirinya.

“Saya tumbuh besar dengan perasaan bahwa tanah ini dicuri dari Palestina secara tidak sah,” ujarnya.

Sang rabbi pun mengatakan dirinya berharap perdamaian tercapai, yang bisa dilakukan PBB dan kekuatan dunia untuk secara damai membongkar Israel, dan mengembalikan tanah tersebut ke Palestina.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu Agency


TERBARU