> >

Selain Indonesia Ini Pemilu 2024 Dunia, SBY Ungkap Potensi Titik Panas Hasil Pilpres di Asia

Kompas dunia | 9 Januari 2024, 07:20 WIB
Saat dunia masuk tahun 2024, pemilihan penting di negara-negara besar akan menentukan kepemimpinan dua kekuatan besar, Amerika Serikat dan Rusia. Presiden ke 6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap potensi titik panas di Asia dan Pasifik dari kemungkinan hasil pemilihan presiden 2024 di kawasan.  (Sumber: Anadolu)

ANKARA, KOMPAS.TV - Saat dunia masuk tahun 2024, pemilihan penting di negara-negara besar akan menentukan kepemimpinan dua kekuatan besar, Amerika Serikat dan Rusia. Presiden ke 6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memantau potensi titik panas di Asia dan Pasifik dari kemungkinan hasil pemilihan presiden 2024 di kawasan. 

Tahun 2024 dunia mengalami pemilu kunci, termasuk pemilihan presiden AS, Rusia, Indonesia, dan pemilihan umum di Pakistan, Taiwan, Finlandia, dan El Salvador. Kontes presidensial juga diantisipasi di Rumania, Slovakia, dan Lituania, seperti dilaporkan oleh Anadolu pada Senin (8/1/2024). 

Secara global, lebih banyak pemilih daripada sebelumnya dalam sejarah akan menuju ke tempat pemungutan suara, karena setidaknya 64 negara (ditambah Uni Eropa), yang mewakili sekitar 49% dari jumlah penduduk dunia, dijadwalkan untuk menggelar pemilihan nasional, hasilnya, bagi banyak orang, akan mempengaruhi miliaran nasib penduduk bumi untuk tahun-tahun mendatang.

Pemilihan presiden AS yang ke-60 akan berlangsung pada November 2024. Meskipun Presiden Joe Biden diharapkan menjadi kandidat Partai Demokrat, kekhawatiran tentang usianya dan hasil jajak pendapat terkini yang menunjukkan ketinggalannya dari mantan Presiden Donald Trump menimbulkan ketidakpastian.

Kandidat Demokrat AS termasuk Presiden Joe Biden, Marianne Williamson, dan Robert F. Kennedy Jr., sedangkan kandidat dari Partai Republik melibatkan mantan Presiden Donald Trump, Gubernur Florida Ron DeSantis, mantan duta besar PBB dan Gubernur Carolina Selatan Nikki Haley, pengusaha Vivek Ramaswamy, dan mantan Gubernur New Jersey dua periode Chris Christie. Bila Biden terpilih kembali pada usia 81 tahun, itu akan menjadikannya presiden terpilih paling tua dalam sejarah Amerika Serikat.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan presiden pada 17 Maret 2024. Putin, yang telah mengajukan dokumen kandidasi sebagai kandidat independen, diprediksi akan terpilih kembali karena reformasi konstitusional memungkinkannya menjabat dua periode 6 tahun lagi, yang berpotensi memperpanjang pemerintahannya hingga 2036.

Meskipun ada seruan dari tokoh oposisi Alexei Navalny untuk mendukung kandidat alternatif, dominasi politik Putin tetap terlihat sejak pemilihan ulang terakhirnya pada 2018 dengan meraih 76,69% suara.

Baca Juga: Putin Akhirnya Bakal Miliki Lawan di Pemilihan Presiden Rusia 2024, Sosoknya Tak Terduga

Di Asia, presiden ke 6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono lewat X hari Minggu, (7/1/2024) mencuit analisisnya tentang potensi titik panas di kawasan Asia dari pemilihan presiden yang akan digelar tahun 2024.

Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY hari Minggu, (7/1/2024) mengungkapkan analisisnya tentang 3 pemilihan presiden di tahun 2024 yang bisa mempengaruhi geopolitik dan keamanan di kawasan Asia.

Geopolitik dan keamanan kawasan yang dimaksud SBY adalah ketegangan yang tinggi antara China dengan dengan Taiwan, dengan pemahaman, bagi China, permasalahan Taiwan adalah isu dalam negeri.

Selain itu SBY memantau potensi ketegangan antara China dan Amerika Serikat yang berkaitan dengan hubungan China - Taiwan yang memanas tahun-tahun terakhir ini.

Presiden ke 6 Indonesia ini mengatakan jika Presiden Taiwan yang baru adalah sosok yang bergaris keras dan sangat anti China, ketegangan China – Taiwan akan makin meningkat.

"Jika Presiden Amerika Serikat pasca Pilpres 2024 juga sosok yang bergaris keras dan sangat anti “unifikasi China – Taiwan” yang makin diagendakan oleh pemimpin China saat ini, maka kawasan Asia Timur betul-betul menjadi sebuah flashpoint yang setiap saat bisa meledak menjadi guncangan geopolitik dan keamanan di Asia," kata SBY di Twitter, hari Minggu, (7/1/2024).

"Sebaliknya jika baik Presiden Amerika Serikat dan Presiden Taiwan yang baru nanti lebih bergaris moderat dan bersedia untuk memasuki wilayah “take and give”, kekhawatiran dunia terhadap terbukanya konflik militer terbuka di kawasan Asia Timur bisa berkurang," ucap SBY.

Baca Juga: Selain Indonesia, Ini Daftar Negara yang Juga Gelar Pemilu di Tahun 2024

Simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta. (Sumber: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Pada 8 Februari 2024, pemilihan di Pakistan akan menentukan pemerintahan baru untuk lima tahun mendatang. Tokoh-tokoh terkemuka seperti Nawaz Sharif, Bilawal Bhutto Zardari, Imran Khan (saat ini dipenjara), dan Maulana Fazl-ur-Rehman termasuk di antara kandidat utama.

Kontroversi mengelilingi potensi pengecualian Imran Khan dari pemilihan presiden yang memicu perdebatan tentang keadilan pemilu.

Pemilu terakhir pada 2018 membawa pemerintahan Imran Khan, yang digulingkan dalam mosi tidak percaya tahun 2022, membuka jalan bagi Shahbaz Sharif.

Pemerintahan interim, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Anwaar-ul-Haq Kakar, mulai menjabat pada Agustus 2023.

Pada 13 Januari 2024, pemilih Taiwan akan memilih pemimpin mereka. Kandidat termasuk Wakil Presiden Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokrat (DPP), Wali Kota New Taipei Hou Yu-ih dari partai oposisi utama Kuomintang (KMT), dan Ko Wen-je, kepala Partai Rakyat Taiwan (TPP).

Ketegangan dengan China, terutama terkait kemerdekaan, mempengaruhi sentimen pemilih, mendukung sikap DPP untuk mempertahankan status quo.

Finlandia, El Salvador, Rumania, Slovakia, dan Lituania juga akan menggelar pemilihan presiden pada tahun 2024. Kekhawatiran tentang meningkatnya ekstremisme di Eropa membuat pemilu ini menjadi perhatian khusus.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu / Twitter SBY


TERBARU