Menhan Israel Paparkan Visi Militer untuk Hari Esok dalam Perang Gaza Jelang Kunjungan Blinken
Kompas dunia | 6 Januari 2024, 07:05 WIBRAFAH, KOMPAS TV - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menjelaskan visinya untuk fase berikutnya perang di Gaza, Kamis (4/1/2024). Ia menggambarkan bagaimana pasukan Israel akan beralih ke pendekatan "perang baru" yang tampaknya lebih terbatas di utara Gaza, sambil terus melawan Hamas di bagian selatan wilayah "selama diperlukan".
Menyongsong kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Yoav Gallant juga merinci usulannya tentang bagaimana Gaza akan dikelola setelah Hamas dikalahkan: Israel tetap mengendalikan keamanan, sementara badan Palestina yang dipandu oleh Israel mengurus administrasi sehari-hari, dan AS serta negara-negara lain mengawasi proses rekonstruksi.
Melansir Associated Press, Jumat (5/1/2024), Israel mendapat tekanan internasional yang kuat untuk menguraikan visi pasca-perang, namun hingga saat ini belum melakukannya. Isu ini kemungkinan akan menjadi agenda dalam pembicaraan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akhir pekan ini di Israel dan negara-negara lain di wilayah tersebut.
AS mendesak Israel untuk beralih ke operasi militer intensitas rendah yang lebih tepat di Gaza dalam mengincar Hamas, setelah hampir tiga bulan bombardir dan serangan darat yang merusak.
Ketidakpastian dalam banyak ketentuan yang dijelaskan oleh Gallant membuatnya sulit untuk menilai sejauh mana kesesuaiannya dengan desakan AS.
Dokumen yang dikeluarkan oleh Gallant berjudul "Visi untuk Fase 3" perang, dan kantor Gallant menyatakan bahwa fase tersebut belum dimulai. Mereka juga menyatakan ide-ide tersebut adalah gagasan pribadi Gallant dan bukan kebijakan resmi, yang harus ditetapkan oleh kabinet perang dan keamanan Israel.
Gallant, yang merupakan anggota dari kedua kabinet tersebut, mungkin bermaksud untuk menyajikan rencananya sendiri kepada pihak AS sebelum yang lain di koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang mungkin mendukung pendekatan yang lebih keras.
Baca Juga: Jumlah Warga Sipil Dibunuh Israel di Gaza Tembus 22.400 Orang, 15,700 Anak-anak dan Perempuan
Visi Gallant
Pernyataan Gallant menegaskan perang akan terus berlanjut sampai kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dieliminasi, dan lebih dari 100 tawanan yang masih ditahan kembali.
Di Gaza utara, Gallant menyebut pasukan akan beralih ke pendekatan baru yang mencakup serangan, penghancuran terowongan, "aktivitas udara dan darat, dan operasi khusus". Tujuannya adalah "erosi" dari keberadaan Hamas yang tersisa.
Belum ada informasi apakah penduduk utara Gaza, yang hampir seluruhnya telah dipindahkan ke selatan, akan diizinkan kembali.
Pernyataan tersebut tidak menjelaskan bagaimana pendekatan baru ini akan berbeda dari operasi saat ini, tetapi Gallant sebelumnya mengatakan itu akan berskala lebih kecil.
Israel mulai minggu lalu menarik sebagian pasukannya dari utara Gaza, di mana militer mengatakan telah mendapatkan kendali operasional setelah beberapa minggu pertempuran berat dengan Hamas. Namun, Gallant mengatakan beberapa ribu pejuang Hamas masih berada di sana.
Di bagian selatan, katanya, pertempuran akan terus berlanjut "selama dianggap perlu".
Setelah perang, pernyataan tersebut mengatakan, Israel akan tetap mengendalikan keamanan, melakukan tindakan militer di Gaza jika diperlukan untuk memastikan tidak ada ancaman, dan menjaga inspeksi terhadap semua barang yang masuk ke wilayah tersebut.
Gallant mengatakan tidak akan ada warga sipil Israel di Gaza, menolak tuntutan.
Baca Juga: Israel Serang Zona Aman di Gaza Selatan, 12 Orang Tewas Mayoritas Anak Kecil
Serangan Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 22.400 warga sipil Palestina, lebih dari dua pertiga di antaranya perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikelola Hamas tersebut.
Sebagian besar utara Gaza, yang diserbu Israel sejak dua bulan lalu, kini rata dengan tanah. Rekaman Associated Press dari Kota Gaza menunjukkan orang-orang berjalan-jalan di lanskap yang hancur dengan lapangan beton dan kayu yang patah serta jalan-jalan yang dipenuhi bangunan yang roboh.
Dengan fokus sekarang di selatan, pasukan Israel sedang bertempur melawan kelompok militan Hamas di Kota Khan Yunis dan di kamp-kamp pengungsi perkotaan di tengah wilayah tersebut.
Sekitar 85% dari 2,3 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka dan dipaksa tinggal di sebagian wilayah yang lebih kecil. Pengepungan Israel terhadap wilayah tersebut telah menyebabkan krisis kemanusiaan, dengan seperempat penduduk kelaparan karena pasokan yang masuk tidak mencukupi, menurut PBB.
Sementara itu, serangan udara dan tembakan di seluruh Gaza terus merusak rumah-rumah, mengubur keluarga yang berlindung di dalamnya.
Serangan Israel pada Kamis meratakan sebuah rumah di Muwasi, sebuah jalur pedesaan kecil di garis pantai selatan Gaza yang militer Israel nyatakan sebagai zona aman. Ledakan itu menewaskan setidaknya 12 orang, menurut pejabat rumah sakit Palestina.
Mereka yang tewas termasuk seorang pria dan istrinya, tujuh anak mereka, dan tiga anak lainnya berusia 5 hingga 14 tahun, menurut daftar korban yang tiba di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis.
Belum ada tanggapan langsung dari militer Israel.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press