> >

Amerika Serikat dan Qatar Perpanjang Kehadiran Militer AS di Pangkalan Al Udeid 10 Tahun ke Depan

Kompas dunia | 3 Januari 2024, 23:55 WIB
Menhan AS Lloyd Austin saat ke pangkalan udara Al Udeid di Qatar, 19 Desember 2023. Amerika Serikat hari Selasa, (2/1/2024) dikabarkan mencapai kesepakatan dengan Qatar untuk memperpanjang masa kehadiran militer di pangkalan Al-Udeid Qatar selama 10 tahun ke depan, terletak di gurun barat daya Doha dan menjadi fasilitas militer Amerika Serikat terbesar di Timur Tengah. (Sumber: Twitter/Al-Monitor)

DOHA, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) dikabarkan mencapai kesepakatan dengan Qatar untuk memperpanjang masa kehadiran militer di pangkalan Al Udeid, Qatar selama 10 tahun ke depan, Selasa (2/1/2024).

Pangkalan Udara Al Udeid terletak di gurun sebelah barat daya Doha dan menjadi fasilitas militer AS terbesar di Timur Tengah.

Perjanjian awalnya dijadwalkan berakhir pada akhir 2023. Namun, kesepakatan baru ini melibatkan peningkatan investasi dana Qatar ke fasilitas pangkalan tersebut, sebagaimana laporan Al Arabiya English, Rabu (3/1/2024). Washington dan Doha sepakat untuk merahasiakannya dari publik.

CNN pertama kali melaporkan perkembangan ini. Departemen Pertahanan AS tidak memberikan respons atau tanggapan atas hal tersebut.

Negara Teluk yang kecil ini memiliki peran kunci dalam mediasi antara Hamas dan pejabat Israel terkait perang di Gaza serta pembebasan sandera yang ditahan kelompok Islam Palestina sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang.

Presiden AS Joe Biden secara teratur berkomunikasi dengan emir Qatar sejak 7 Oktober untuk memastikan pembebasan sandera yang dipegang Hamas serta untuk meningkatkan bantuan ke Gaza. Sejak serangan Hamas tersebut, Israel telah membunuh lebih dari 22.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Baca Juga: Emir Qatar Kehabisan Kesabaran, Tuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza

Amerika Serikat hari Selasa, (2/1/2024) dikabarkan mencapai kesepakatan dengan Qatar untuk memperpanjang masa kehadiran militer di pangkalan Al-Udeid Qatar selama 10 tahun ke depan, terletak di gurun barat daya Doha dan menjadi fasilitas militer Amerika Serikat terbesar di Timur Tengah. (Sumber: AP Photo)

Beberapa anggota Kongres AS juga mengkritik Qatar atas keberadaan Hamas di negara tersebut. Sebanyak 113 anggota Kongres AS dari berbagai partai mengirim surat kepada Biden pada 16 Oktober, mendesaknya untuk memberikan tekanan pada negara-negara yang mendukung Hamas, termasuk Qatar.

Qatar juga diberikan status sebagai sekutu utama AS di luar NATO, penghargaan yang diberikan oleh AS kepada sekutu dekat yang memiliki hubungan strategis dengan militer Amerika Serikat.

Negara Teluk ini juga menjadi perantara dalam dialog AS dengan Taliban sejak penarikan AS dari Afghanistan pada 2021.

Qatar memainkan peran dalam mediasi kesepakatan yang pada akhir 2023 membebaskan sejumlah warga Amerika dari Venezuela dan Iran dalam pertukaran tahanan.

Qatar adalah mitra pertahanan strategis yang sangat penting bagi AS, dan pada 2013, kedua negara tersebut menandatangani kembali perjanjian kerjasama pertahanan sepuluh tahun untuk memperkuat hubungan militer mereka.

Qatar menjadi tuan rumah Pangkalan Udara Al-Udeid, pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, yang menjadi markas besar CENTCOM, Komando Pusat Angkatan Darat AS, dan Sayap Ekspedisi Udara ke-379 Angkatan Udara AS.

Baca Juga: Ini Alasan Qatar Makin Berpengaruh Jadi Penengah dan Dipercaya Pihak Berkonflik di Timur Tengah

Amerika Serikat hari Selasa, (2/1/2024) dikabarkan mencapai kesepakatan dengan Qatar untuk memperpanjang masa kehadiran militer di pangkalan Al-Udeid Qatar selama 10 tahun ke depan, terletak di gurun barat daya Doha dan menjadi fasilitas militer Amerika Serikat terbesar di Timur Tengah. (Sumber: Eurasian Times)

Lebih dari 10.000 anggota militer AS berbasis di Al-Udeid, dengan lebih dari 100 pesawat beroperasi dari pangkalan tersebut.

Qatar juga berkomitmen menjadi tuan rumah militer AS di Pangkalan Angkatan Darat As Sayliyah di luar Doha, yang digunakan oleh Komando Pusat AS untuk menempatkan peralatan yang akan digunakan di Irak dan Afghanistan.

Selain itu, Al Udeid sangat berkualifikasi untuk menjadi mitra AS, karena dua landasan pacunya adalah yang terbesar di wilayah tersebut dan mampu menangani seluruh jenis pesawat tempur yang digunakan oleh militer AS.

Pasukan Qatar berperang bersama pasukan AS selama Operasi Badai Gurun tahun 1990, membantu membebaskan Kuwait dari pendudukan Irak masa Saddam Hussein.

Qatar semakin mengandalkan AS untuk peralatan dan pelatihan militer guna membantu memodernisasi Angkatan Bersenjatanya serta meningkatkan kemampuan pertahanannya.

Pada tahun 2016, AS menyetujui penjualan 72 jet tempur F-15QA ke Qatar dalam kesepakatan senilai $21,1 miliar, yang diharapkan dapat mendukung 24.000 pekerjaan Amerika. Pada Juni 2014, AS juga menandatangani perjanjian senilai $11 miliar untuk menjual helikopter serangan Apache dan sistem pertahanan udara ke Qatar.

 

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Arabiya / Straits Times


TERBARU