Menteri Kabinet Perang Israel Tolak Konferensi Pers Bersama Netanyahu, Pucuk Zionis Benaran Pecah?
Kompas dunia | 31 Desember 2023, 19:05 WIBJERUSALEM, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Perang Benny Gantz menolak untuk menghadiri konferensi pers yang diadakan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Sabtu malam, (30/12/2023).
Otoritas penyiaran Israel melaporkan Yoav Gallant dan Benny Gantz menolak untuk menghadiri konferensi pers tanpa menyebutkan alasan tertentu.
Hingga pukul 18.40 GMT, tidak ada pernyataan resmi dari ketiganya, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu, Minggu (31/12/2023).
Sejak terbentuknya Kabinet Perang yang dipimpin oleh Netanyahu, yang melibatkan Gallant dan Gantz, media Israel telah melaporkan beberapa kali tentang ketidaksetujuan antara Netanyahu dan Gallant di satu sisi, dan Netanyahu dan Gantz di sisi lain, terkait pengelolaan perang dan sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza.
Sementara itu, Netanyahu dalam konferensi pers hari Sabtu, (31/12/2023) menyatakan perang melawan Hamas akan berlangsung beberapa bulan lagi dan perbatasan Gaza-Mesir harus 'di tangan Israel' untuk memastikan demiliterisasi.
Netanyahu mengacu pada kemampuan Israel untuk mengelola kampanye multi-front selama hampir 90 hari, didukung oleh kekuatan militer yang luar biasa, ekonomi yang kuat, dan dukungan internasional.
Kebijakan Israel jelas, kata Netanyahu, adalah melanjutkan perang hingga mencapai semua tujuan, terutama penghapusan Hamas dan pembebasan semua sandera.
Baca Juga: Militer Israel Ternyata Memang Tak Siap Hadapi Serangan Kejutan, Aksi Hamas di 7 Oktober Jadi Bukti
Netanyahu menekankan perang akan berlangsung beberapa bulan lagi, dan untuk mencapai kemenangan mutlak, diperlukan waktu lebih banyak. Ia memastikan Israel bertindak dengan tekad dan kekuatan, melindungi nyawa para militer sebanyak mungkin, sambil "mengintensifkan pertempuran melawan Hamas."
Selain itu, Netanyahu berkomitmen untuk mengembalikan keamanan di perbatasan dengan Lebanon di utara, menghadapi eskalasi serangan Hezbollah.
Ia memperingatkan bahwa jika Hezbollah memperluas perang, mereka akan menghadapi serangan yang tak terbayangkan, demikian juga dengan Iran. Netanyahu bersumpah untuk terus berjuang sampai keamanan penduduk utara dipulihkan.
Diperkirakan 129 sandera yang disandera Hamas pada 7 Oktober masih berada di Gaza — tidak semuanya hidup — setelah 105 warga sipil dibebaskan dari tahanan Hamas selama gencatan senjata seminggu pada akhir November.
Empat sandera telah dibebaskan sebelumnya, dan satu diselamatkan oleh pasukan. Delapan sandera juga ditemukan tewas dan tiga sandera tewas karena keliru ditembak oleh militer.
Pasukan Pertahanan Israel mengkonfirmasi kematian 23 dari sandera yang masih ditahan oleh Hamas, dengan merujuk pada intelijen baru dan temuan yang diperoleh oleh pasukan yang beroperasi di Gaza.
Hamas juga masih memegang jenazah tentara IDF yang tewas Oron Shaul dan Hadar Goldin sejak 2014, serta dua warga sipil Israel, Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed, yang keduanya diyakini masih hidup setelah memasuki Jalur Gaza atas keinginan mereka masing-masing pada 2014 dan 2015.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu