Kim Jong-un Umumkan Korea Utara Tambah Rudal Nuklir dan Luncurkan 3 Satelit Mata-Mata Tahun 2024
Kompas dunia | 31 Desember 2023, 12:35 WIBBanyak di antaranya merupakan senjata nuklir yang dapat menargetkan daratan Amerika Serikat dan Korea Selatan, melanggar larangan PBB.
Amerika Serikat dan Korea Selatan merespons dengan memperluas latihan militer mereka dan menggelar aset strategis Amerika Serikat seperti pesawat pengebom strategis, kapal induk, dan kapal selam bersenjata nuklir.
Korea Utara menyebut langkah-langkah tersebut sebagai latihan invasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Badan mata-mata Korea Selatan pekan lalu mengatakan, Korea Utara kemungkinan akan meluncurkan provokasi militer dan serangan siber menjelang pemilihan parlemen Korea Selatan bulan April dan pemilihan presiden Amerika Serikat pada November.
"Pyongyang mungkin sedang menunggu hasil pemilihan presiden Amerika Serikat untuk melihat apa yang dapat mereka peroleh dengan provokasi mereka di bawah pemerintahan berikutnya," kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul.
Baca Juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik, Salahkan AS karena Tingkatkan Tensi Militer
Di tengah konfrontasi yang semakin dalam dengan Amerika Serikat dan mitranya, Korea Utara berusaha memperkuat kerjasamanya dengan Rusia dan China.
Amerika Serikat dan Korea Selatan menuduh Korea Utara menyuplai senjata konvensional seperti artileri dan amunisi kepada Rusia sebagai imbalan untuk teknologi tinggi Rusia guna meningkatkan program militer mereka sendiri.
Julianne Smith, perwakilan tetap Amerika Serikat untuk NATO, awal bulan ini mengatakan, Amerika Serikat memantau teknologi Rusia yang dicari Korea Utara adalah terkait pesawat tempur, rudal permukaan-ke-udara, kendaraan lapis baja, peralatan produksi rudal balistik, atau bahan sejenis.
Smith mengatakan, intelijen Amerika Serikat menunjukkan Korea Utara menyediakan lebih dari 1.000 kontainer peralatan militer dan amunisi kepada Rusia.
Pejabat Korea Selatan mengatakan, dukungan Rusia membuat Korea Utara menempatkan satelit mata-mata mereka ke orbit untuk pertama kalinya pada 21 November.
Banyak ahli asing skeptis tentang kemampuan satelit tersebut untuk mengambil gambar resolusi tinggi yang bermakna secara militer.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Deni-Muliya
Sumber : Associated Press / KCNA