Tentara Israel Kepung Kamp Pengungsi di Gaza Tengah, PBB: 150.000 Warga Palestina Dipaksa Pergi
Kompas dunia | 29 Desember 2023, 08:51 WIBGAZA, KOMPAS.TV - PBB memperkirakan sekitar 150.000 warga Palestina dipaksa untuk pergi dari sebuah area di bagian tengah Gaza.
Hal itu terjadi setelah tentara Israel mengepung kamp pengungsi di wilayah tersebut.
Saksi mata dan sayap militer Hamas melaporkan, tank-tank telah mencapai sekitar kamp pengungsian Bureij.
Baca Juga: 210 Tewas dalam 24 Jam Terakhir, Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 21.300 Jiwa
Dilansir BBC, Jumat (29/12/2023), militer Israel baru-baru ini telah memperluas serangan darat dengan menargetkan kamp-kamp pengungsi seperti Bureij, Nuseirat, dan Maghazi.
Pengeboman Israel menewaskan puluhan orang di Gaza pada Kamis (28/12/2023).
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengungkapkan, lebih dari 21.300 orang telah tewas di wilayah yang telah berada di bawah pendudukan Israel sejak 1967 itu, selama sebelas pekan serangan Israel.
Sebagian besar korban tewas adalah anak-anak dan perempuan.
Militer Israel telah memaksa warga Gaza pindah dari sebidang tanah yang membentang di tengah Gaza, yang mencakup kamp Bureij dan Nuseirat.
Mereka juga memerintahkan hampir 90.000 penduduk dan 61.000 pengungsi di daerah yang terkena dampak, untuk pindah ke selatan menuju Kota Deir Al-Balah.
PBB memperingatkan, Deir Al-Balah sudah penuh sesak dengan beberapa ratus ribu pengungsi berlindung di sana.
Baca Juga: Israel Kembali Bombardir Wilayah Utara Gaza, Puluhan Warga Palestina Tewas
Direktur Badan Pemulihan dan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Tom White mengatakan semakin banyak orang yang didorong ke Rafah di selatan Gaza.
“Jadi semakin banyak orang di tanah yang sangat kecil, yang tak mampu mendukung mereka,” katanya.
Kementerian Kesehatan Gaza pada Kamis, melaporkan 20 orang terbunuh karena serangan udara Israel di sebuah gedung di Rafah, yang dilaporkan menjadi penampungan warga sipil yang terusir dari tempat tinggal mereka.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : BBC