> >

Ukraina Klaim Peluru Kualitas Rendah yang Dikirim Korea Utara ke Rusia Malah Lukai Tentara Putin

Kompas dunia | 24 Desember 2023, 16:05 WIB
Seorang tentara Rusia menembakkan rudal anti-tank portabel di sebuah lokasi yang tidak diungkapkan di Ukraina. Foto ini dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 29 Agustus 2022. (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia via AP)

KIEV, KOMPAS.TV - Militer Ukraina mengeklaim peluru kualitas rendah yang dikirim Korea Utara ke Rusia, malah menimbulkan masalah untuk tentara Presiden Vladimir Putin.

Mereka mengatakan peluru-peluru yang dipasok Korea Utara itu telah merusak laras meriam dan mortir, bahkan melukai tentara Rusia.

Hal tersebut diungkapkan akun militer Ukraina di Facebook, Selasa (19/12/2023).

Baca Juga: Netanyahu Sebut Gaza seperti Perang Dunia II, Sejarawan: Alasan untuk Membenarkan Kebrutalan

Dilansir Business Insider, menurut posting militer Ukraina itu, masalah tersebut terjadi pada kelompok Dnepr, pasukan Rusia yang beroperasi di selatan Kherson, di bawah komando Mikhail Teplinsky.

Teplinksy, komandan pasukan Lintas Udara Rusia atau VDV, baru-baru ini ditugaskan di area pertempuran yang telah bergelora dalam beberapa pekan terakhir tersebut.

Korea Utara, salah satu dari sedikit sekutu internasional Rusia, dilaporkan telah mengirimkan amunisi ke Rusia dalam jumlah besar.

Seperti dilaporkan Politico, seorang anggota parlemen Korea Selatan memperkirakan Korea Utara telah mengirimkan setidaknya sejuta peluru ke Rusia.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengunjungi Korea Utara pada Agustus lalu.

Diyakini kedatangan Shoigu ke negara yang dipimpin Kim Jong-un itu untuk meminta amunisi di tengah kabar tentara Rusia mengalami kekurangan senjata dan amunisi.

Meski begitu, Direktur Pertahanan, Industri dan Program Masyarakat Royal United Services Institute Trevor Taylor mengungkapkan, masih belum jelas apakah senjata dari Korea Utara memiliki kualitas yang bisa diandalkan.

“Korea Utara menjalankan ekonomi perang, yang kami belum tahu,” kata Taylor.

Baca Juga: Pejabat Kementerian Pertahanan Ukraina Ditangkap, Diduga Korupsi Rp619 M dalam Pengadaan Peluru

“Namun apakah amunisi yang mereka pasok memiliki standar yang bisa diandalkan dan keamanan yang bisa dimengerti orang-orang Eropa, itu adalah pertanyaan lain,” tambahnya.

Sementara kekhawatiran akan kekurangan amunisi juga dialami Ukraina karena bantuan militer Barat menunjukkan tanda-tanda akan goyah.

Sejumlah sekutu Kiev, termasuk Amerika Serikat (AS), sudah menunjukkan sinyal-sinyal untuk menghentikan bantuan militer untuk Ukraina yang akan memasuki tahun kedua pertempuran dengan Rusia.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Business Insider


TERBARU