> >

Bintang Kriket Australia Pakai Ban Lengan Hitam Dukung Warga Palestina di Gaza, Terancam Disanksi

Kompas dunia | 22 Desember 2023, 08:33 WIB
Pemain Kriket Australia terancam disanksi karena menggunakan ban lengan hitam sebagai tanda mendukung warga Palestina di Gaza. (Sumber: Richard Wainwright/AAP Image via AP)

CANBERRA, KOMPAS.TV - Bintang kriket Australia Usman Khawaja terancam disanksi Dewan Kriket Internasional (ICC) karena menggunakan ban lengan hitam. Pemain berusia 37 tahun itu menggunakan ban lengan hitam untuk mendukung warga Palestina di Gaza.

Hal itu dilakukan Khawaja pada tes pertama saat Australia menghadapi Pakistan.

ICC menganggapnya melanggar peraturan pakaian dan peralatan.

Baca Juga: Serangan Houthi Atas Kapal di Laut Merah Bikin Barat Kebakaran Jenggot dan Bertindak: Ini Kenapa

Khawaja sendiri bisa bermain di tes kedua, yang dimulai tanggal 26 Desember.

Namun, ia menghadapi sanksi lebih lanjut jika kembali mengenakan ban kapten atau membuat pernyataan di lapangan untuk mendukung Palestina tanpa izin dari ICC dan Kriket Australia.

Sekitar 20.000 warga Palestina di Gaza dilaporkan telah terbunuh sejak Israel melakukan bombardir sebagai balasan atas serangan Hamas.

Di bawah regulasi ICC, pemain tak diperbolehkan memberikan pesan politik, agama atau rasial pada laga internasional.

Khawaja, yang merupakan seorang Muslim, mengatakan pesannya bukan terkait politik melainkan kemanusiaan.

“Usman memperlihatkan pesan pribadi pada pertandingan Tes Pertama melawan Pakistan tanpa meminta persetujuan Kriket Australia dan ICC untuk memperlihatkannya, seperti tertuang dalam regulasi terkait pesan personal,” ujar juru bicara ICC dikutip dari BBC.

“Ini adalah pelanggaran yang termasuk dalam kategori pelanggaran lain, dan saksi untuk pelanggaran pertama adalah teguran,” ujarnya.

Namun, Khawaja sendiri menegaskan bakal melawan keputusan tersebut.

Seperti ketika ia tak diperbolehkan menggunakan Sepatu dengan warna merah, hijau dan hitam seperti bendera Palestina, dengan tulisan “semua nyawa sama” dan “kebebasan adalah hak asasi manusia”.

Baca Juga: HRW: Ada "Sensor Sistemik" terhadap Konten-Konten Palestina di Facebook dan Instagram

“ICC mengatakan kepada saya , saya tak diperbolehkan menggunakan sepatu saya karena mereka percaya bahwa itu adalah pernyataan politik jika berkaca pada panduan mereka. Tapi saya tak berpikir begitu,” katanya.

“Saya akan menghargai keputusan dan pandangan mereka, tetapi saya akan memperjuangkannya dan berusaha mendapatkan izin,” ujarnya.

Kriket Australia sebelumnya mengatakan mereka mendukung hak pemain untuk mengekspresikan pendapat pribadi.

Tetapi mereka mengharapkan para pemain juga untuk menjunjung aturan ICC.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC


TERBARU