> >

AS Umumkan Pembentukan Misi Multinasional Lawan Serangan Kelompok Houthi di Laut Merah

Kompas dunia | 19 Desember 2023, 11:10 WIB
Amerika Serikat dan sejumlah negara membentuk pasukan untuk melindungi kapal-kapal yang melintas Laut Merah dan berisiko diserang pesawat nirawak dan peluru kendali yang ditembakkan dari wilayah yang dikendalikan oleh kelompok Houthi di Yaman, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin Selasa pagi, (19/12/2023) di Bahrain. (Sumber: AP Photo)

MANAMA, KOMPAS.TV - Amerika Serikat dan sejumlah negara membentuk pasukan untuk melindungi kapal-kapal yang melintas Laut Merah. Kapal-kapal yang melintas itu  berisiko diserang pesawat nirawak dan peluru kendali yang ditembakkan dari wilayah yang dikendalikan oleh kelompok Houthi di Yaman, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin Selasa pagi, (19/12/2023) di Bahrain.

Seriusnya serangan-serangan tersebut, beberapa di antaranya merusak kapal-kapal, membuat beberapa perusahaan pengiriman menginstruksikan kapal-kapal mereka untuk tetap berada di tempat dan tidak memasuki Selat Bab el-Mandeb sampai situasi keamanan dapat diatasi, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Selasa, (19/12/2023).

Komando Pusat Militer Amerika Serikat melaporkan dua serangan lagi terhadap kapal dagang pada hari Senin. Menurut militer AS, sebuah serangan drone dan peluru kendali menghantam sebuah tanker di dekat Yaman, pada waktu yang hampir bersamaan, kapal kargo melaporkan adanya ledakan di air di dekat mereka.

"Ini adalah tantangan internasional yang memerlukan tindakan bersama," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam pernyataan yang dirilis sesaat setelah tengah malam di Bahrain. "Oleh karena itu, hari ini saya mengumumkan pembentukan Operasi Prosperity Guardian, inisiatif keamanan multinasional yang penting."

Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol akan bergabung dengan AS dalam misi baru ini, kata Austin. Beberapa negara akan melakukan patroli bersama sementara yang lain memberikan dukungan intelijen di selatan Laut Merah dan Teluk Aden.

Beberapa negara lain juga setuju untuk terlibat dalam operasi ini tetapi lebih memilih untuk tidak disebutkan secara publik, kata seorang pejabat pertahanan dengan syarat anonim untuk membahas rincian tambahan dari misi baru yang belum diumumkan secara publik.

Misi ini akan dikoordinasikan oleh Combined Task Force 153 yang sudah ada sejak April 2022 untuk meningkatkan keamanan maritim di Laut Merah, Bab el-Mandeb, dan Teluk Aden. Sebelumnya ada 39 negara anggota di CTF 153, tetapi pejabat sedang bekerja untuk menentukan negara mana yang akan berpartisipasi dalam upaya terbaru ini.

Baca Juga: Pemimpin Arab Tolak Pembentukan Pasukan Internasional di Gaza usai Perang Israel-Hamas, Ini Sebabnya

Fregat Prancis Languedoc di Selat Hormuz. Amerika Serikat dan sejumlah negara membentuk pasukan untuk melindungi kapal-kapal yang melintas Laut Merah dan berisiko diserang pesawat nirawak dan peluru kendali yang ditembakkan dari wilayah yang dikendalikan oleh kelompok Houthi di Yaman, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin Selasa pagi, (19/12/2023) di Bahrain. (Sumber: AP Photo)

Secara terpisah, Amerika Serikat juga meminta Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan terhadap serangan-serangan tersebut.

Dalam surat kepada anggota DK PBB, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan serangan Houthi yang menargetkan kapal dagang yang secara legal melintasi jalur air internasional terus mengancam "hak dan kebebasan navigasi, keamanan maritim internasional, dan perdagangan internasional."

15 anggota dewan membahas ancaman Houthi di belakang pintu tertutup pada hari Senin tetapi tidak mengambil tindakan segera.

 

Dua kapal perang AS, USS Carney dan USS Mason, kapal Destroyer AS telah bergerak melalui Selat Bab el-Mandeb setiap hari untuk membantu mencegah dan merespons serangan dari Houthi.

Keputusan untuk membentuk operasi yang diperluas ini diambil setelah tiga kapal dagang diserang oleh peluru kendali yang ditembakkan oleh Houthi yang didukung Iran pada 3 Desember.

Serangan-serangan tersebut merupakan bagian dari kampanye kekerasan yang meningkat, yang juga mencakup drone bersenjata dan lainnya yang diluncurkan ke arah kapal perang AS.

Hingga saat ini, AS belum melakukan serangan balik terhadap Houthi yang didukung Iran yang beroperasi di Yaman atau menargetkan senjata atau situs militer para militan tersebut. Pada hari Senin, Austin tidak menjawab pertanyaan mengapa Pentagon belum melakukan serangan balik.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU