Mengerikan, Korban Tewas Warga Sipil Gaza yang Dibunuh Serangan Israel Hampir Tembus 20.000 Orang
Kompas dunia | 18 Desember 2023, 23:36 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan hampir 20 ribu warga sipil Gaza, Palestina tewas dibunuh serangan Israel. Juru bicara Ashraf al-Qidra mengungkap 19.453 warga Palestina tewas sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada awal Oktober.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara kementerian, Ashraf al-Qidra pada Senin (18/12/2023) dan menjadi pembaruan pertama sejak Kamis lalu, ketika jumlah korban mencapai 18.787.
Layanan internet dan telepon sempat terputus sejak Kamis malam dan kembali pulih secara bertahap hari Minggu; ini merupakan blackout terpanjang sejak perang dimulai pada 7 Oktober. Tidak adanya koneksi internet membuat kementerian kesehatan Palestina tidak dapat menyusun jumlah korban harian.
Al-Qidra menyatakan 52.286 warga Palestina juga terluka, meningkat dari 50.897 hari Kamis, sementara ribuan masih berstatus hilang, diduga kuat masih tertimbun reruntuhan bangunan yang dibom Israel.
Human Rights Watch menuduh Israel dengan sengaja melibatkan kelaparan dalam populasi Gaza, sebuah metode perang yang dianggap sebagai kejahatan perang.
Organisasi HAM berbasis di New York tersebut hari Senin mengatakan pasukan Israel "secara sengaja menghambat pengiriman air, makanan, dan bahan bakar, sambil dengan sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan dan sepertinya meratakan daerah pertanian."
Badan pangan PBB, WFP pada 14 Desember melaporkan 56% rumah tangga di Gaza mengalami "tingkat kelaparan yang parah," naik dari 38% dua minggu sebelumnya.
Baca Juga: Serangan Brutal Israel di RS Gaza: Anjing Pemburu Serang Warga yang Terluka
HRW mengatakan setelah serangan 7 Oktober oleh Hamas, pejabat Israel terkemuka, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant, membuat pernyataan publik "mengekspresikan tujuan mereka untuk melarang penduduk sipil di Gaza mendapatkan makanan, air, dan bahan bakar."
HRW menyebutkan pejabat Israel lainnya membuat pernyataan yang mengaitkan pemberian bantuan kemanusiaan dengan pembebasan sekitar 240 sandera yang diambil militan Palestina ke Gaza.
Kelaparan terhadap warga sipil adalah kejahatan perang dalam hukum kemanusiaan internasional.
Baca Juga: Geger Militer Israel Lakukan Pengeboman Gaza Tanpa Data Intelijen Soal Sandera Warga Mereka Sendiri
Selama dua bulan pertama perang, bantuan kemanusiaan disalurkan ke Gaza melalui satu titik pemeriksaan perbatasan dari Mesir, yang sangat membatasi jumlah makanan dan persediaan lainnya yang bisa mencapai penduduk Gaza.
Setelah tekanan dari Amerika Serikat, Israel membuka kembali titik pemeriksaan perbatasan kedua ke Gaza pekan lalu.
Namun, jumlah bantuan yang masuk ke wilayah tersebut masih kurang dari separuh impor sebelum perang, meskipun kebutuhan telah melonjak dan pertempuran menghambat pengiriman di banyak area.
Juru bicara utama militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan pada hari Senin bahwa Israel tidak membatasi jumlah bantuan kemanusiaan, "Kami tahu warga sipil di Gaza menderita; ini karena strategi dan taktik Hamas, dan karena Hamas mencuri bantuan internasional yang seharusnya untuk mereka," ujarnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press