> >

Gaza Digempur Israel, Dukungan Masyarakat Palestina untuk Hamas Naik, 88 Persen Ingin Abbas Mundur

Kompas dunia | 14 Desember 2023, 06:30 WIB
Pasukan dan tank Israel terlihat di dekat perbatasan Jalur Gaza, 10 Desember 2023. (Sumber: Leo Correa/Associated Press)

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Sebuah survei opini publik yang dipublikasikan lembaga survei Palestina di tengah gempuran Israel menunjukkan kenaikan dukungan terhadap Hamas dan penurunan kepercayaan terhadap Fatah serta Otoritas Palestina (PA). Hampir 90 persen responden pun menginginkan Mahmoud Abbas mundur dari kursi Presiden Otoritas Palestina.

Palestina sendiri memiliki dua pemerintahan. Partai Fatah yang dipimpin Mahmoud Abbas memerintah di Tepi Barat, membentuk Otoritas Palestina. Sedangkan Partai Hamas memerintah di Jalur Gaza.

Palestina tidak menggelar pemilihan umum sejak 2006. Dalam pemilu terakhir tersebut, Hamas memenangkan kursi mayoritas parlemen.

Direktur Pusat Riset dan Survei Kebijakan Palestina (PSR) Khalil Shikaki menyebut survei terkini lembaganya menunjukkan penurunan kepercayaan lebih lanjut terhadap legitimasi Otoritas Palestina.

Baca Juga: Bicara di Kantor PBB, Menlu RI: Pihak yang Mendikte Kita Soal HAM Justru Biarkan Israel Langgar HAM

Shikaki pun menyebut tidak ada cara yang potensial untuk mengembalikan perundingan damai pembentukan negara Palestina. Ia menyebut masa depan Gaza yang terlihat pasca-perang adalah pendudukan Israel yang tidak diketahui ujungnya.

"Israel tertahan di Gaza. Mungkin pemerintahan (Israel) selanjutnya akan memutuskan bahwa Netanyahu tidak seharusnya membuat semua kondisi ini, dan mereka akan menarik diri dari Gaza," kata Shikaki dikutip Associated Press, Rabu (13/12/2023).

"Namun, apa yang kelihatannya akan terjadi di masa mendatang, bagi Israel dan Gaza, adalah pendudukan kembali Israel di Gaza sepenuhnya," lanjutnya.

PSR menyurvei 1.231 responden di Tepi Barat dan Gqaza selama 22 November hingga 2 Desember 2023 dengan batas kesalahan (margin of error) 4 persen. Survei dilakukan ketika Israel-Hamas menyepakati gencatan senjata sementara yang berakhir pad 1 Desember.

Shikaki menyebut batas kesalahan survei lebih tinggi dari biasanya karena eksodus massal penduduk Gaza akibat pengeboman Israel.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU