> >

Serangan Beruang di Jepang Meningkat, Sudah 6 Orang Tewas Tahun Ini

Kompas dunia | 9 Desember 2023, 11:46 WIB
Ilustrasi beruang. (Sumber: AP Photo)

IWATE, KOMPAS.TV - Serangan beruang dilaporkan terus meningkat, dan pada tahun ini sudah enam orang tewas karena serangan tersebut.

Kementerian Lingkungan Hidup Jepang mengungkapkan 212 orang telah selamat dari serangan beruang pada 2023.

Mereka juga mengungkapkan enam orang telah tewas karena serangan hewan ganas tersebut.

Salah satu korban selamat dari serangan beruang adalah Seishi Sato yang mengalaminya di hutan sebelah utara Jepang.

Baca Juga: Hamas Serang AS Usai Veto Resolusi Gencatan Senjata di Gaza: Sikap Tak bermoral dan Tak Manusiawi

Sato merasakan firasat buruk saat melihat sesuatu yang bergemerisik di semak-semak saat berjalan-jalan di hutan tersebut.

Tiba-tiba dua beruang Asia muncul dari semak-semak, dan salah satunya menyerangnya.

“Saat melihat mereka, saya sudah sangat dekat, dan berpikir tengah berada dalam bahaya,” kata pria 57 tahun dari Prefektur Iwate itu dikutip dari CNN, Jumat (8/12/2023).

Ia selamat, tapi mengalami sejumlah luka di lengan dan juga pahanya.

Dengan 2023 menyisakan sebulan lagi, jumlah serangan beruang di Jepang telah melebihi 158 serangan.

Jumlah 158 serangan beruang merupakan rekor pada 2020.

Selain itu, jumlah serangan beruang tak pernah melebihi 200 per tahun sejak rekor dimulai pada 2006.

Penampakan beruang sendiri sebenarnya bukan sesuatu yang langka di Jepang.

Tapi secara umum biasanya mereka terkonsentrasi di bagian utara negara tersebut.

Di wilayah itu, pegunungan, semak lebat dan sungai yang masih bening menyediakan habitat ideal dan sumber belimpah biji pohon ek, kacang beech, buah-buahan dan serangga yang menjadi makanan mereka.

Namun para ahli mengatakan beruang-beruang di Jepang semakin sering keluar dari habitat tradisional mereka dan masuk ke daerah perkotaan untuk mencari makanan.

Beberapa berpendapat hal ini terjadi karena perubahan iklim yang mengganggu pembungaan dan penyerbukan beberapa sumber makanan tradisional hewan itu.

“Beruang memperluas wilayah jelajahnya tahun ini, dan turun ke daerah dekat pemukiman manusia untuk mencari makanan,” ujar Profesor Maki Yamamoto, yang mempelajari beruang di Universitas Teknologi Nagaoka di Niigata.

Hal ini semakin membawa beruang-beruang itu ke jalur orang-orang seperti Sato, yang diserang hanya setengah jam berjalan kaki dari toko yang ia kelola.

Di sana ia menjual perlengkapan hewan peliharaan dan jamur yang ia petik di hutan.

“Orang-orang semakin menyadari situasi ini,” kata Sato.

Ia menambahkan banyak warga yang diserang di luar pintu rumah di desa mereka.

Sedangkan pada November, ada 19.191 penampangan beruang di seluruh negara.

Meningkat dari 11.135 penampakan pada 2022, dan 12.743 penampakan pada 2021.

Iwate, tempat Sato tinggal memiliki jumlah penampakan terbanyak, yaitu 5.158 penampakan, yang diikuti prefektur tetangga Akita, yang melaporkan 3.000 penampakan.

Baca Juga: Terlibat dalam Pemenggalan Guru di Prancis pada 2020, 6 Remaja Dinyatakan Bersalah

Begitu mendesaknya masalah ini, Menteri Lingkungan Hidup Shintaro Ito pada bulan lalu berjanji membantu masyarakat yang terdampak.

“Kami mempertimbangkan memberikan bantuan darurat terhadap masyarakat lokal sebagai respons terhadap kebutuhan mereka, seperti melakukan survei dan menangkap beruang yang tinggal di sekitar pemukiman manusia,” katanya.

“Hal itu dengan mempertimbangkan keinginan prefektur di mana jumlah korban manusia akibat beruang terus meningkat,” ujarnya.

Jepang sendiri merupakan rumah dari dua tipe beruang, yaitu beruang cokelat, yang hidup di Hokkaiod, dan populasi kecil beruang Asia, yang ada di Pulau Honshu.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : CNN


TERBARU