Rencana Israel Banjiri Terowongan Hamas dengan Air Laut Dinilai Bakal Bikin Gaza Krisis Air Bersih
Kompas dunia | 6 Desember 2023, 10:32 WIBProf. (Emer.) Eilon Adar dari Zuckerberg Institute for Water Research di Ben-Gurion University of The Negev mengatakan bahwa ada potensi kerusakan ekologis lebih lanjut pada akuifer Gaza jika membanjiri terowongan dengan air laut.
Menurutnya, jika jutaan meter kubik dipompa ke dalam terowongan dan meresap ke dalam akuifer, maka Gaza akan mengalami krisis air dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Erdogan: Israel Harus Tanggung Jawab Kejahatan Perang dan Kejahatan Kemanusiaan di Gaza Palestina
"Dampak negatif terhadap kualitas air tanah akan berlangsung selama beberapa generasi, tergantung pada jumlah yang meresap ke dalam bawah permukaan,” kata Adar dikutip dari Times of Israel, Rabu (6/12/2023).
Adar menambahkan, dia “ragu-ragu untuk menghancurkan sumber daya alam yang sangat besar.”
“Sebagai warga negara, terlepas dari bencana yang kita alami pada tanggal 7 Oktober, saya masih berpikir bahwa dalam jangka panjang – dan kita harus memikirkan masa depan – adalah tindakan yang tidak benar secara politik dan moral jika memiliki tetangga yang kehausan,” ucapnya.
Prof Hadas Mamane, yang memimpin Program Teknik Lingkungan di Universitas Tel Aviv, mengatakan dampak lingkungan dari semua opsi untuk menghancurkan terowongan harus dipertimbangkan.
Apalagi, ada pula kemungkinan dampaknya terhadap udara, air, tanah, hidrologi dan ekologi sehingga harus dikaji ulang lagi.
Meledakkan terowongan dengan senjata juga dapat menimbulkan dampak lingkungan, tambah Mamane, jika bahan beracun berbahaya dan logam berat meresap ke dalam air tanah.
“Anda tidak melihat apa yang terbaik, namun solusi yang paling buruk,” kata dia.
Baik tentara pertahanan Israel (IDF) maupun Kementerian Pertahanan Israel mengatakan mereka tidak memberikan komentar mengenai laporan ini.
Baca Juga: Menlu Iran Desak Pemberlakuan Sanksi terhadap Israel akibat Pembantaian Warga Sipil di Gaza
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Wall Street Journal/Times of Israel