> >

Kim Jong-Un Jemawa Berhasil Luncurkan Satelit Mata-mata, Sebut Korea Utara Era Baru Kekuatan Angkasa

Kompas dunia | 25 November 2023, 11:40 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bersama putrinya Kim Ju-ae muncul dalam ulang tahun Korea Utara ke-75, Sabtu (9/9/2023). (Sumber: KCNA/Korean News Service Via AP)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un jemawa negaranya berhasil meluncurkan satelit mata-mata.

Ia pun memberikan selamat kepada tim penelitinya, dan menyebut keberhasilan ini membuat Korea Utara sebagai era baru kekuatan angkasa.

Kim Jong-un menggambarkan misi meluncurkan satelit mata-mata tersebut sebagai latihan penuh pertahanan diri.

Korea Utara menembakkan roket yang diyakini berisi satelit mata-mata pada Selasa (21/11/2023).

Baca Juga: Wabah Pneumonia Misterius Jangkiti China, Rumah Sakit Dibanjiri Pasien Anak-anak

Mereka mengeklaim bahwa peluncuran itu berhasil, namun Korea Selatan mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah satelit tersebut berfungsi.

Pasalnya, dua percobaa peluncuran satelit mata-mata Korea Utara sebelumnya berakhir dengan kegagalan.

Diungkapkan KCNA seperti dikutip dari BBC, Kim Jong-un menghadiri acara ilmuwan dan teknisi angkasa pada Kamis (23/11/2023), bersama istrinya, Ri Sol-ju, dan putrinya Kim Ju-ae.

Ia mengatakan bahwa kepemilikan satelit mata-mata adalah bentuk hak Korea Utara untuk membela diri.

Perdana Menteri (PM) Korea Utara Kum Tok Hun mengatakan satelit mata-mata itu akan memberikan militer Korea Utara kapasitas untuk menyerang seluruh dunia.

Pembangunan satelit mata-mata merupakan bagian besar dari rencana 5 tahun militer Korea Utara.

Teknologi itu secara teori bisa membuat Pyongyang mampui mengawasi pergerakan tentara dan persenjataan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan di semenanjung Korea.

Dengan begitu membuat mereka bisa langsung menemukan ancaman yang datang.

Beberapa jam setelah peluncuran, media Korea Utara mengeklaim bahwa mereka telah meninjau gambar dari pangkalan militer AS di Guam.

Peluncuran itu mendapatkan kecaman keras dari PBB, begitu juga negara lainnya termasuk AS dan Jepang.

Hal itu juga meruncingkan pertikaian dengan Korea Selatan, yang percaya Korea Utara menerima bantuan Rusia.

Peluncuran itu sendiri terjadi setelah perjalanan Kim Jong-un ke Rusia pada September, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan membantu membangun satelit.

Baca Juga: Dipecat Usai Bersimpati ke Palestina, Aktris Hollywood Ini Malah Banjir Dukungan

Peluncuran satelit Korea Utara itu disebut Malligyong-1, dan merupakan upaya ketiga setelah dua kesempatan di Mei dan Agustus gagal.

Peluncuran Korea Selatan menangguhkan sebagian perjanjian militer lima tahun dengan Korea Utara, setelah peluncuran satelit Pyongyang.

Korea Utara sendiri menanggapinya dengan mengancam untuk menangguhkan perjanjian tersebut secara penuh.

Mereka juga menambahkan pihaknya tak akan pernah lagi terikat dengan perjanjian tersebut.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC


TERBARU