> >

Pemindahan Rakyat Palestina Dianggap Deklarasi Perang, Yordania Perkuat Pasukan di Perbatasan Israel

Kompas dunia | 22 November 2023, 14:06 WIB
"Setiap pemindahan (rakyat Palestina secara paksa) atau menciptakan kondisi yang dapat menyebabkannya, Yordania akan menganggapnya sebagai deklarasi perang dan merupakan pelanggaran nyata terhadap perjanjian perdamaian," kata  PM Khasawneh, Rabu, (22/11/2023). (Sumber: NRC Handelsblad Netherland)

Yordania, negara Arab kedua setelah Mesir yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel, punya hubungan keamanan yang kuat dengan tetangganya tersebut.

Namun, hubungan ini merosot sejak naiknya pemerintahan sayap kanan paling ekstrem dalam sejarah Israel, "Perjanjian perdamaian akan menjadi sehelai kertas belaka di rak yang tertutup debu jika Israel tidak menghormati kewajibannya dan melanggarnya," ujar Khasawneh.

Ancaman terhadap keamanan nasional Yordania akan "membuka semua opsi," kata Khasawneh, sambil menambahkan penempatan pasukan baru-baru ini di sepanjang perbatasan dengan Israel adalah bagian dari langkah-langkah untuk melindungi keamanan negara.

Warga dan saksi mata melihat kolom besar kendaraan lapis baja dan tank bergerak di sepanjang jalan raya utama yang mengarah ke Lembah Yordania berlawanan dengan Tepi Barat dalam beberapa hari terakhir.

Pejabat mengatakan militer Yordania sudah dalam kewaspadaan tinggi untuk setiap kemungkinan.

Khasawneh mengatakan tindakan Israel di Tepi Barat bisa memicu kekerasan lebih luas, dengan merujuk pada serangan penjajah Israel yang semakin meningkat terhadap warga sipil Palestina sejak serangan pada 7 Oktober.

 

Washington juga mendesak Israel untuk mengendalikan kekerasan pemukim haram Israel di wilayah Palestina Tepi Barat, khawatir akan konflik yang lebih luas, "Israel harus menjauh dari setiap eskalasi di Tepi Barat... Ini adalah garis merah yang tidak akan diterima oleh Yordania," tambah Khasawneh.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Straits Times


TERBARU