> >

Korban Tewas Dibunuh Israel di Gaza Tembus 13.000 Warga Sipil, Belum Hitung Jenazah di Jalanan

Kompas dunia | 20 November 2023, 12:12 WIB
Foto seorang Ibu yang memeluk jenazah anaknya di kamp pengungsi Jabaliya, dekat Rumah Sakit Indonesia, Sabtu, 18 November 2023. Serangan Israel terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak 7 Oktober telah membunuh lebih dari 13.000 jiwa warga sipil Palestina termasuk 5.000 anak-anak dan melukai sekitar 32.500 lainnya. (Sumber: AP Photo)

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Serangan Israel terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak 7 Oktober telah membunuh lebih dari 13.000 jiwa warga sipil Palestina dan melukai sekitar 32.500 lainnya, kata Kementerian Kesehatan Palestina hari Senin (20/11/2023).

Jumlah itu belum menghitung jenazah warga sipil Palestina yang bergeletakan di jalan utama, tewas dibunuh Israel saat berupaya berjalan ke Selatan untuk menyelamatkan diri sesuai perintah militer Israel.

Dalam laporan yang diterbitkan setiap hari mengenai agresi Israel, kementerian kesehatan menyatakan mereka menghadapi tantangan besar dalam mengakses pembaruan data untuk hari ketujuh secara berturut-turut, akibat gangguan dalam layanan komunikasi di Gaza yang disebabkan oleh serangan Israel yang terus berlangsung, sebagaimana dilaporkan oleh WAFA, Senin (20/11/2023).

Kementerian tersebut menyebutkan jumlah orang yang tewas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober hingga 18 November mencapai lebih dari 12.200 jiwa, termasuk 5.500 anak-anak, 3.500 perempuan, dan lebih dari 700 lansia. Jumlah luka mencapai lebih dari 32.500 orang.

Kementerian mengatakan warga sipil yang mengungsi dari utara ke selatan melaporkan bahwa mayat-mayat bergeletakan di tanah dan belum dihitung.

Selain itu, lebih dari 4.000 warga sipil dilaporkan hilang, termasuk 2.000 anak-anak, yang berada di dalam reruntuhan gedung-gedung yang dibom Israel.

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan mereka tidak dapat merespons ratusan panggilan bantuan dan evakuasi para korban terluka atau yang terperangkap di bawah reruntuhan, tambah kementerian.

Baca Juga: Lebih 30 Bayi Prematur Dievakuasi dari RS Al Shifa Gaza ke Mesir, Nasib Pasien Kritis Belum Pasti

Warga shalat jenazah anak kecil korban terbunuh serangan Israel di Khan Younis. Serangan Israel terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak 7 Oktober telah membunuh lebih dari 13.000 jiwa warga sipil Palestina termasuk 5.000 anak-anak dan melukai sekitar 32.500 lainnya. (Sumber: AP Photo)

Kementerian menyatakan pasukan pendudukan Israel secara paksa mengevakuasi sebagian besar korban terluka, sakit, pengungsi, dan personel kesehatan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah batas waktu satu jam mereka.

Rombongan pasien, warga sipil yang luka berat dan pengungsi berjalan kaki menuju selatan dalam kondisi yang sangat sulit dan memilukan, tambahnya.

Kementerian kesehatan Palestina memperingatkan tidak ada rumah sakit di Jalur Gaza yang dapat menampung para korban terluka dan bayi prematur yang terpaksa dievakuasi dari Rumah Sakit Al Shifa.

Mereka mendesak adanya intervensi segera oleh organisasi internasional untuk mengirim para korban terluka dan bayi prematur dari kompleks medis Al Shifa ke rumah sakit di Tepi Barat atau Mesir.

Antara 11 hingga 18 November, 51 pasien, termasuk empat bayi prematur, kehilangan nyawa di Rumah Sakit Al-Shifa akibat pemadaman listrik yang disebabkan oleh kehabisan bahan bakar dan blokade yang diberlakukan oleh pendudukan.

Kementerian menyatakan pasukan pendudukan masih mempertahankan pengepungan mereka terhadap Rumah Sakit Baptis Sipil Arab di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, menyatakan tim medis tidak dapat bergerak dan mencapai para korban terluka dengan aman.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : WAFA / Anadolu


TERBARU