Pusat Kesehatan yang Dibangun Mantan PM Malaysia Mahathir di Gaza Hancur akibat Serangan Bom Israel
Kompas dunia | 19 November 2023, 06:50 WIBPETALING JAYA, KOMPAS.TV - Sebuah pusat medis di Gaza yang dijalankan Perdana Global Peace Foundation (PGPF), sebuah organisasi yang beroperasi di bawah mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, hancur akibat serangan bom Israel pada 7 November, menelan korban jiwa warga Palestina.
Terguncang oleh peristiwa tersebut, Mahathir yang berusia 98 tahun mengungkapkan kesedihannya melalui media sosial terkait penghancuran Dr. Siti Hasmah and Enaya Physiotherapy Centre dalam serangan itu, seperti yang dilaporkan oleh The Star, Sabtu (18/11/2023).
“Secara tragis, lima keluarga Gaza yang mencari perlindungan usai rumah mereka dibom, kehilangan empat anggota keluarga dalam serangan Israel." kata Mahathir.
"Saya berduka atas pengeboman dan penghancuran pusat kesehatan dan tempat perlindungan lainnya di Gaza sebelumnya," tulis Mahathir di Facebook pada 17 November 2023.
Dia menyebut punya ikatan pribadi dengan rumah sakit tersebut karena PGPF terlibat langsung dalam pembangunannya sejak awal.
"PGPF, bersama dengan Humanitarian Care Malaysia, Muslim Care Malaysia, Media Prima Humanitarian Fund, dan Charitable Association for Palestinian Relief, membantu membangunnya dan telah beroperasi sejak 2019.
Baca Juga: Palestina: Israel Perintahkan Semua Orang Kosongkan RS Al Shifa dan Pergi ke Selatan
"Lokasi di Khan Younis, di selatan Gaza, tidak menjadi bahan pertimbangan bagi rezim Zionis Israel," kata Mahathir, “Meskipun sebelumnya mereka mengatakan mereka tidak akan menyerang selatan, ternyata itu hanya janji kosong,” katanya.
Pusat kesehatan tersebut secara resmi diluncurkan pada Juli 2022, untuk menghormati istri Dr. Mahathir, Dr. Siti Hasmah Mohamad Ali, yang menjadi penasihat PGPF.
Dr. Mahathir juga menyatakan pengeboman rumah sakit, tempat tinggal, dan sekarang pusat fisioterapi membuktikan Israel dengan sengaja dan dengan kesengajaan menargetkan pusat-pusat ini.
Dia menambahkan, serangan ini kini berubah menjadi operasi pembunuhan massal warga sipil Palestina dan non-kombatan.
"Ini bukan perang antara militer, melainkan genosida oleh militer Israel untuk membersihkan Gaza dari penduduk Palestina," kata Mahathir.
"Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah protes dan berdoa agar warga Palestina terhindar dari kekejaman Israel," katanya.
Dr. Mahathir juga menyesalkan sekutu Israel, terutama Amerika Serikat dan Inggris, terus membenarkan dan mendukung kebiadaban Israel.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Star Malaysia