Yordania Berang atas Kebiadaban Israel di Gaza, Tolak Tandatangani Kesepakatan Energi dan Air
Kompas dunia | 17 November 2023, 14:29 WIBAMMAN, KOMPAS.TV - Yordania menyatakan tidak akan menandatangani kesepakatan penyediaan energi dan air bersih dengan Israel menyusul "kebiadaban" Israel di Gaza, yang menurutnya tak bisa lagi dilihat sebagai upaya mempertahankan diri.
Ratifikasi kesepakatan dengan Israel itu telah direncanakan sejak bulan lalu.
“Kami memiliki dialog regional mengenai proyek regional. Saya pikir, semua ini telah dibuktikan oleh perang, (kesepakatan itu) tidak akan berlanjut,” kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi kepada Al-Jazeera, Kamis (16/11/2023).
Baca Juga: Pemeran Hulk Murka ke Netanyahu karena Sebut Warga Palestina yang Tewas di Gaza Kerugian Sampingan
“Kami tak akan menandatangani kesepakatan ini lagi. Bisakah Anda membayangkan menteri Yordania duduk bersebelahan dengan menteri Israel menandatangani kesepakatan air dan listrik sementara Israel terus membunuhi anak-anak di Gaza?” tambahnya.
Yordania dan Israel telah menandatangani perjanjian perdamaian yang rapuh sejak 1994.
Perjanjian tersebut mengembalikan sekitar 380 km tanah Yordania dari kontrol Israel dan menyelesaikan sengketa air yang sudah berlangsung lama.
“Kami (Yordania) telah menandatangani kesepakatan perdamaian pada 1994 sebagai bagian dari upaya Arab untuk menciptakan solusi dua negara. Itu tak pernah tercapai,” ujarnya.
“Malah, Israel tak menjunjung tinggi bagiannya dalam perjanjian tersebut. Jadi kesepakatan damai harus tetap dikesampingkan untuk saat ini,” sambung Safadi.
Ia pun menegaskan saat ini seluruh upaya Yordania difokuskan pada mengakhiri apa yang disebutnya sebagai "kebiadaban balasan yang dilakukan oleh Israel" di Gaza.
“Agresi dan kejahatan Israel (di Gaza) tidak bisa lagi dibenarkan sebagai pembelaan diri. Mereka telah membunuh warga sipil tak berdosa dan menyerang rumah sakit,” tuturnya.
“Jika ada negara lain yang melakukan sebagian kecil dari apa yang dilakukan Israel saat ini, kita akan melihat sanksi yang dikenakan ke negara itu dari seluruh penjuru dunia,” sambungnya.
Baca Juga: Jokowi Temui Pemimpin Fiji dan Papua Nugini, Ungkap Komitmen Indonesia untuk Pasifik
Pada bulan ini, Yordania mengumumkan telah memanggil duta besarnya di Israel secepat mungkin sebagai respons atas perang di Gaza.
Pemerintah Yordania menuduh Israel menciptakan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Safadi mengatakan Yordania tak akan pernah berdialog mengenai siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang.
Karena langkah tersebut sekarang dapat dilihat sebagai lampu hijau bagi Israel untuk melakukan apa pun yang diinginkannya.
"Jika masyarakat internasional ingin membahas tentang ini, mereka harus menghentikan perang sekarang."
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Al-Jazeera