> >

Geger Presiden Jokowi Sentil Keras Negara Besar Saat Kuliah Umum di Universitas Georgetown

Kompas dunia | 15 November 2023, 06:45 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo saat memberikan kuliah umum di Georgetown University, hari Selasa, (14/11/2023) menjelaskan alasan Indonesia sukses memimpin G20 dan ASEAN di saat dunia sedang panas dan terbelah tajam, sekaligus menyentil keras negara maju dan negara besar yang tidak mau mendengarkan, sering memaksakan kehendak, bahkan kerap disertai ancaman. (Sumber: Kemlu RI)

WASHINGTON DC, KOMPAS.TV - Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi saat memberikan kuliah umum di Georgetown University, menjelaskan kenapa Indonesia sukses memimpin G20 dan ASEAN di saat dunia sedang panas dan terbelah tajam.

Jokowi juga sekaligus menyentil keras negara maju dan negara besar yang tidak mau mendengarkan, sering memaksakan kehendak, bahkan kerap disertai ancaman.

"Kuncinya adalah mendengarkan dan berperan sebagai jembatan, hanya itu," ujar Presiden Jokowi saat memberikan kuliah umum yang dihadiri oleh hampir 500 peserta terdiri dari kalangan akademisi dan mahasiswa di Gaston Hall, Healy Building, Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat (AS), Senin (13/11/2023).

Presiden Jokowi kemudian memberi refleksi sekaligus menyentil negara maju dan negara besar, "Kadang kita sering lupa mendengarkan, lupa memahami kepentingan pihak lain, karakter bangsa lain, terutama ini untuk negara besar dan negara maju yang sibuk memaksakan kepentingannya, dan tidak jarang disertai ancaman," 

Adapun Presiden Jokowi memberi kuliah umum di Universitas Georgetown sebelum bertemu Presiden AS Joe Biden, di Gedung Putih, Selasa (14/11).

Menurut Jokowi, dunia sedang tidak baik-baik saja, instabilitas terjadi dimana-mana.

"Perang di Ukraina belum selesai, sudah muncul perang di Gaza dan setiap 10 menit, satu anak terbunuh di Gaza,"  seraya Jokowi melihat, nyawa manusia seperti tidak ada nilainya.

"Namun bagi saya, setiap nyawa manusia sangat berharga," imbuhnya.

Presiden Jokowi yakin solidaritas dan kepemimpinan global adalah kunci untuk keluar dari konflik kemanusiaan yang berkepanjangan. Ia juga menekankan kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan kita harus memenuhi tanggung jawab ini sekarang.

Sebelumnya Presiden Jokowi memaparkan, Indonesia adalah negara yang dipersatukan keberagaman dan menganggap perbedaan serta keberagaman sebagai anugerah, menyiratkan dari sudut pandang itulah Indonesia melihat berbagai hal di luar perbatasannya dalam mencapai kepentingan nasional. 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kemlu RI / Kompas TV


TERBARU