Israel Bom Kompleks PBB di Gaza, Banyak Warga Sipil Tewas dan Terluka
Kompas dunia | 12 November 2023, 20:45 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Program Pembangunan PBB UNDP hari Sabtu, (11/11/2023) menyatakan kompleks PBB di Gaza mendapat serangan berat pasukan Israel, menyebabkan banyak warga sipil yang berlindung di kompleks tersebut tewas dan luka berat.
Dalam pernyataan hari Sabtu, (11/11/2023), UNDP mengatakan mereka "sangat terpukul oleh laporan awal pengeboman kompleks Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kota Gaza yang dikelola UNDP hingga 13 Oktober ketika staf PBB meninggalkan bangunan tersebut," seperti laporan Anadolu, Minggu, (12/11/2023).
Mereka menyatakan "pemboman ini dilaporkan menyebabkan jumlah kematian dan luka yang signifikan."
Pada 6 November, UNDP melaporkan "beberapa ratus orang yang mencari perlindungan telah memasuki kompleks, dan ada indikasi bahwa jumlah ini sejak itu meningkat secara signifikan."
"Tragedi berkelanjutan kematian dan luka pada warga sipil yang terjebak dalam konflik ini tidak dapat diterima dan harus dihentikan," kata UNDP.
UNDP menekankan "warga sipil, infrastruktur sipil, dan fasilitas PBB harus dihormati dan dilindungi setiap saat."
Baca Juga: Bocoran Pegiat HAM Israel: Pengungsian Paksa Warga Gaza ke Selatan Langkah Pertama Pembersihan Etnis
Mereka juga menegaskan "hukum humaniter internasional, termasuk prinsip-prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan kehati-hatian, harus dihormati dan ditegakkan."
Israel meluncurkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza, termasuk rumah sakit, tempat tinggal, dan tempat ibadah, sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Jumlah kematian akibat serangan militer Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober melampaui angka mengerikan 11.100, termasuk lebih dari 8.000 anak-anak dan perempuan, demikian disampaikan kantor media pemerintah di Gaza hari Minggu, (12/11/2023).
Dalam pernyataan, kantor media menyatakan, "Akibat penargetan rumah sakit dan mencegah masuknya jenazah atau korban luka, Kementerian Kesehatan pada hari Sabtu, tidak dapat mengeluarkan statistik akurat untuk jumlah korban jiwa dan luka selama beberapa jam terakhir."
"Kita mengingat bahwa pasukan pendudukan telah melakukan lebih dari 1.130 pembantaian, dan jumlah korban mencapai lebih dari 11.100 tewas, termasuk lebih dari 8.000 anak-anak dan perempuan, dan jumlah korban luka mencapai lebih dari 28.000," demikian pernyataannya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan di Gaza pada hari Jumat menyebut ada 11.078 tewas, termasuk 4.506 anak-anak, 3.027 perempuan, dan 678 orang tua, serta 27.490 luka.
Baca Juga: PM Israel Tak Ingin Gaza Dikuasai Otoritas Palestina, Tolak Seruan Gencatan Senjata
Ashraf Al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan pada hari Sabtu bahwa semua rumah sakit di utara Gaza tidak berfungsi, kecuali Rumah Sakit Baptist yang menawarkan layanan terbatas.
Jumlah kematian warga Israel hampir mencapai 1.200, menurut angka resmi.
Senjata artileri Israel secara langsung menargetkan Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza, menciptakan kepanikan di antara sekitar 500 pasien dan 14.000 individu yang mencari perlindungan di sana.
Sejak awal agresi pada 7 Oktober, 198 pekerja kesehatan dan 36 personel pertahanan sipil telah dibunuh oleh Israel, dan lebih dari 130 telah terluka. Enam puluh ambulans, termasuk 53 yang sepenuhnya rusak, telah mengalami kerusakan.
Dari 72 pusat kesehatan primer, 51 juga terkena dampak, baik oleh pemboman langsung atau kekurangan bahan bakar. Dua puluh empat rumah sakit di utara Jalur Gaza telah diminta untuk dievakuasi, dengan total kapasitas 2000 tempat tidur.
Rumah sakit terus menghadapi kekurangan bahan bakar yang parah, mengakibatkan penghematan ketat dan penggunaan generator terbatas hanya untuk fungsi penting. Agresi Israel yang berlanjut di Gaza sejak 7 Oktober telah mengakibatkan lebih dari 11.100 kematian, termasuk 4.506 anak-anak dan 3.027 perempuan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu