Warga Sipil Gaza yang Dibunuh Israel Sudah 11.078 Orang, Termasuk 4.500 Anak dan 3.027 Perempuan
Kompas dunia | 11 November 2023, 10:43 WIBKOTA GAZA, KOMPAS.TV - Jumlah kematian warga Palestina akibat pembunuhan massal Israel di Jalur Gaza mencapai 11.078 orang hari Jumat, (10/11/2023), "termasuk 4.506 anak, 3.027 perempuan, dan 678 orang lansia, sementara 27.490 orang lainnya terluka," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf al-Qudra, dalam konferensi pers di Kota Gaza.
Dia mengatakan 2.700 orang, termasuk 1.500 anak, juga dilaporkan terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel dan diduga tewas, seperti dilaporkan oleh Anadolu, Sabtu, (11/11/2023).
"Agresi Israel telah menyebabkan 198 dokter dan tenaga medis tewas dan 53 ambulans hancur," kata juru bicara tersebut.
"Israel menyasar 135 lembaga kesehatan dan membuat 21 rumah sakit dan 47 pusat kesehatan perawatan primer tidak berfungsi," katanya.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Menurut data resmi, hampir 1.600 warga Israel tewas sejak saat itu.
Selain jumlah korban yang besar dan pengungsi massal, pasokan dasar semakin menipis bagi penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang akibat pengepungan Israel.
Baca Juga: Sniper Israel Tembaki Warga Palestina di RS Al Quds di Gaza, 1 Tewas 20 Terluka
Kementerian Kesehatan Palestina pada Jumat mendesak untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai "pembantaian" terhadap rumah sakit di Gaza di tengah pengepungan dan serangan Israel yang berlanjut.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Kesehatan di Ramallah, Mai Al-Kaila, meminta "akhir dari pembantaian terhadap rumah sakit dan pasien, staf medis, dan orang yang mengungsi di rumah sakit," sambil menambahkan bahwa "bencana yang terjadi di Gaza saat ini tidak pernah terjadi dalam sejarah Palestina dan internasional."
"Rumah sakit dikepung, dibom, dan mereka yang berada di dalamnya tewas di depan seluruh dunia, tanpa Israel memperhatikan hukum, moral, atau adat istiadat. Ini adalah pembantaian," kata menteri tersebut.
Dia menggambarkan situasi saat ini sebagai keputusan yang sengaja membiarkan kematian, dengan alasan kurangnya bahan bakar dan persediaan medis sebagai alasan meningkatnya kematian di antara yang terluka.
Menteri tersebut menyoroti kondisi buruk infrastruktur kesehatan Gaza, mencatat bahwa 20 dari 35 rumah sakit di Gaza sekarang benar-benar tidak berfungsi.
Rumah Sakit Anak Al-Nasr di barat Kota Gaza menjadi tidak beroperasi pada Jumat akibat serangan Israel, menyebabkan kematian anak karena kekurangan oksigen, seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina.
Baca Juga: Kisah Ketangguhan Anak-Anak Gaza: Lantunkan Al-Qur'an sampai Menjerit saat Dioperasi tanpa Anestesi
Rumah sakit ini diserang dua kali, kata direktur Mustafa al-Kalhalut.
"Serangan satu kali menyasar gerbang rumah sakit dan yang lainnya diarahkan ke departemen di rumah sakit," kata direktur tersebut dalam pernyataan, menambahkan bahwa "rumah sakit mengalami kerusakan besar dan pasien dibiarkan tanpa oksigen sehingga mengakibatkan kematian satu anak."
Al-Kalhalut menekankan bahwa pasokan listrik ke peralatan penopang kehidupan di unit perawatan intensif, yang menampung beberapa anak, juga terputus. Akibatnya, rumah sakit tidak dapat memberikan layanan di luar unit perawatan intensif, di mana delapan pasien saat ini sedang menjalani perawatan.
"Tidak ada yang bisa mencapai rumah sakit dan ambulans di jalan juga menjadi sasaran," kata dokter Palestina tersebut.
Direktur tersebut memohon kepada Palang Merah dan lembaga internasional untuk segera memberikan bantuan untuk menyelamatkan staf dan pasien Rumah Sakit Anak Al-Nasr.
Hampir semua rumah sakit di Jalur Gaza yang terkepung menjadi target serangan dan serangan udara Israel dalam 24 jam terakhir, termasuk Al-Shifa, yang mengalami setidaknya empat kali serangan udara Israel dalam periode yang sama.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : WAFA / Anadolu