Rusia Murka, Ancaman Bom Nuklir ke Gaza Buktikan Israel Punya Senjata Pemusnah Massal
Kompas dunia | 10 November 2023, 12:18 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia hari Kamis, (9/11/2023) mengecam pernyataan "provokatif" dan "sangat tidak dapat diterima" baru-baru ini oleh pejabat tinggi Israel tentang kemungkinan serangan nuklir terhadap Jalur Gaza.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova hari Kamis, (9/11/2023) mengatakan pernyataan Menteri Israel Amichai Eliyahu kepada media Israel "secara jelas mengkonfirmasi bahwa Israel punya senjata nuklir," senjata pemusnah massal.
Menurut Zakharova, pengakuan itu muncul meskipun Israel menolak untuk secara resmi mengakui punya senjata nuklir, dan secara gamblang menunjukkan kesiapan untuk mempertimbangkan dengan serius kemungkinan penggunaannya dalam skenario yang sama sekali tidak layak.
Zakharova bertanya, "Pernyataan seperti ini berarti seluruh penduduk sipil Jalur Gaza terancam oleh senjata nuklir. Apakah ini ancaman genosida?"
"Tidak ada justifikasi untuk pernyataan semacam itu dan tidak boleh ada," kata Zakharova seperti laporan Ria Novosti, Kamis, (9/11/2023).
Zakharova menekankan pernyataan tersebut dibuat oleh pejabat negara yang memposisikan dirinya dan diakui oleh dunia sebagai "demokrasi satu-satunya di Timur Tengah."
Dia mengatakan Israel bertindak seolah-olah ini menyiratkan "kebenaran dan hak mutlaknya dalam setiap situasi."
"Memperhitungkan kebijakan Israel mengenai kepemilikan senjata nuklir yang sengaja menutupi fakta, pernyataan-pernyataan ini tidak hanya secara jelas mengkonfirmasi kepemilikan senjata nuklir oleh negara itu, tetapi juga menunjukkan kesediaan untuk mempertimbangkan serius kemungkinan penggunaannya dalam skenario yang sama sekali tidak layak," katanya.
Baca Juga: Majelis Umum PBB Tegaskan Kedaulatan Palestina atas Sumber Daya Alam Mereka, Israel dan AS Tolak
Zakharova mengatakan pernyataan Eliyahu merupakan "alasan serius untuk memikirkan ke mana kubu ekstrem Israel dapat membawa kita, berpikir mereka diizinkan melakukan segalanya" dengan dukungan segelintir pihak di dunia.
"Masalah penciptaan zona bebas senjata pemusnah massal dan sarana pengirimannya di Timur Tengah semakin mendesak dan mendesak. Kemajuan dalam hal ini, perlu diingat, secara sistematis 'dibatalkan' oleh Israel dengan dukungan aktif dan bimbingan Amerika Serikat," katanya.
Eliyahu, seorang anggota partai sayap kanan Otzma Yehudit, mengatakan kepada media Israel hari Minggu bahwa menjatuhkan "bom nuklir" di Jalur Gaza adalah "sebuah pilihan." Israel lama menolak mengakui secara publik apakah mereka punya senjata nuklir.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menjauhi pernyataan tersebut dan, menurut laporan media, menangguhkan Eliyahu dari pertemuan Kabinet sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Pasca Agresi Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat, jumlah kematian akibat dibunuh Israel melonjak menjadi paling sedikit 10.966 warga sipil, dengan lebih dari 28.500 individu terluka, demikian yang diumumkan Kementerian Kesehatan dalam pembaruan pada kamis malam, (9/11/2023).
Dalam pernyataannya, Kementerian kesehatan Palestina di Gaza menyatakan jumlah kematian akibat dibunuh tentara Israel di Jalur Gaza mencapai 10.790 warga sipil, sementara jumlah kematian di Tepi Barat meningkat menjadi 176 orang. Selain itu, 26.000 warga Palestina terluka di Gaza, dan hampir 2.450 lainnya di Tepi Barat.
Pada tanggal 29 Oktober, kata kementerian, dilaporkan bahwa sekitar 2.650 warga Palestina, termasuk setidaknya 1.400 anak, hilang, yang mungkin terjebak atau tewas di bawah reruntuhan, menunggu penyelamatan.
Dari 35 rumah sakit di Gaza, 18 saat ini tidak beroperasi karena kampanye pengeboman Israel dan habisnya cadangan bahan bakar.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu / RIA Novosti