AS Janji Pemerintah Palestina yang Akan Memimpin Gaza Usai Perang, Menolak Upaya Israel Menguasai
Kompas dunia | 9 November 2023, 09:12 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) berjanji bahwa pemerintah Palestina yang akan memimpin Gaza jika perang Israel-Hamas berakhir.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Rabu (8/11/2023).
Pernyataan Blinken tersebut sekaligus menepis upaya Israel menguasai Gaza dengan dalih bertanggung jawab atas keamanan tanpa batas waktu.
Baca Juga: Israel Sebut Kepung Pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Bunkernya: Mereka Orang Mati Berjalan
Blinken mengungkapkan memang diperlukan periode transisi untuk mengakhiri konflik, namun pemerintahan di Gaza pasca perang wajib menyertakan kepemimpinan Palestina.
“Harus menyertakan kepemimpinan yang dipimpin Palestina dan bersatu dengan Tepi Barat di bawah otoritas Palestina,” ujar Blinken dilansir dari The Guardian.
Hal tersebut jelas membuat upaya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengokupasi Gaza setelah menghancurkan Hamas menjadi sulit.
Blinken sendiri mengatakan bahwa setelah konflik berakhir tak akan ada okupasi di Gaza oleh Israel.
“Tak boleh ada usaha untuk memblokade dan mengepung Gaza. Tak boleh ada pengurangan wilayah Gaza,” ujarnya.
Israel sendiri saat ini telah masuk semakin jauh ke Gaza dalam operasi untuk menghancurkan Hamas, sebagai pembalasan atas serangan kelompok itu ke negara Zionis tersebut pada 7 Oktober.
Meski berdalih menghancurkan Hamas, namun warga sipil Palestina di Gaza yang menjadi korban.
Baca Juga: Arus Dukungan Membanjir di Eropa bagi Warga Palestina Korban Serangan Brutal Israel
Lebih dari 10.000 orang dilaporkan telah tewas karena serangan itu, yang memunculkan adanya upaya pembersihan etnis.
Pasalnya, Israel tetap menyerang tempat penampungan meski telah memindahkan waga Palestina di Gaza utara secara paksa.
Dalih Hamas bersembunyi di tempat penampungan dan rumah sakit menjadi justifikasi Israel melakukan pengeboman di kedua tempat tersebut.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Guardian