Korban Sipil Terbunuh Serangan Israel ke Gaza dalam Sebulan Lebih Banyak dari 2 Tahun Perang Ukraina
Kompas dunia | 7 November 2023, 15:15 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Serangan Israel ke Gaza membunuh lebih banyak warga sipil dibanding hampir dua tahun perang Rusia-Ukraina. Sejak 7 Oktober, 10.022 warga sipil Gaza, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 perempuan terbunuh. Sementara, per 8 Oktober 2023, 9.806 warga sipil tewas di Ukraina sejak perang hampir dua tahun lalu.
Anadolu mengumpulkan dan membandingkan jumlah korban warga sipil di Gaza sejak 7 Oktober dengan dimulainya perang Rusia-Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel di Gaza hingga hari Selasa membunuh 10.022 warga sipil Palestina, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 perempuan, dan melukai 24.000 orang.
Sementara itu, di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem, pasukan Israel dan para pemukim Yahudi membunuh 155 warga Palestina dalam 31 hari terakhir.
Per 8 Oktober 2023, 9.806 warga sipil tewas di Ukraina sejak dimulainya perang dengan Rusia hampir 2 tahun lalu.
Ini berarti lebih banyak warga sipil tewas di Gaza dalam sebulan terakhir dibandingkan warga yang tewas di Ukraina dalam hampir dua tahun waktu. Banyaknya jumlah korban tewas di Gaza menggarisbawahi seriusnya serangan Israel.
Seorang Anak Terbunuh Setiap 10 Menit di Gaza
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 50 persen warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober adalah anak-anak, menunjukkan bahwa sekitar enam anak terbunuh setiap jam di Gaza.
Lembaga bantuan Save The Children yang berbasis di Inggris mengungkapkan, jumlah anak-anak yang tewas di Palestina dalam tiga minggu terakhir saja melampaui jumlah korban yang tewas dalam konflik di seluruh dunia tahun 2020, 2021, dan 2022.
Baca Juga: Lebih Dari 10.000 Warga Palestina Tewas karena Serangan Israel di Gaza, Pembersihan Etnis Nyata?
Pengeboman Rumah Sakit
Dalam serangannya, pasukan Israel membombardir Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist dan Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina di Gaza, yang menewaskan ribuan warga sipil, serta menargetkan wilayah sekitar rumah sakit yang berafiliasi dengan Palang Merah Palestina dan Indonesia.
Fasilitas perawatan kesehatan terbesar di wilayah tersebut, Rumah Sakit Al-Shifa, yang dijadikan tempat perlindungan oleh ribuan warga yang terluka dan warga sipil, juga menjadi sasaran oleh tentara Israel.
Israel dituduh melakukan kejahatan perang karena melakukan serangan militer yang secara langsung mengenai warga sipil dan infrastruktur sipil di Jalur Gaza, serta melakukan blokade yang memutuskan pasokan makanan, air, listrik, bahan bakar, dan obat-obatan yang sangat penting.
Menurut Konvensi Jenewa 1949, "Rumah sakit sipil yang diorganisir untuk memberikan perawatan kepada mereka yang luka-luka akibat konflik dan orang sakit, orang yang tidak sehat, dan kehamilan, dalam keadaan apa pun tidak boleh menjadi sasaran serangan tetapi harus selalu dihormati dan dilindungi oleh pihak yang bertikai."
Dalam serangan lintas perbatasan yang terus berlangsung sejak 8 Oktober antara tentara Israel dan Hizbullah, 61 anggota kelompok Lebanon dan empat tentara Israel telah tewas.
Menurut pihak Israel, 30 tentara telah tewas dalam bentrokan di Gaza sejak 31 Oktober, sementara Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata kelompok perlawanan Palestina Hamas yang berbasis di Gaza, menahan 242 sandera Israel.
Baca Juga: Tepat Sebulan Gempuran Israel ke Gaza, Korban Tewas Lampaui 10.000 Orang, UEA Bikin RS Darurat
Korban Warga Sipil di Ukraina
Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, para pemimpin Barat berulang kali mengutuk dan memberlakukan sanksi terhadap Moskow atas pembunuhan warga sipil yang dianggap sembrono, namun mereka tampak mengabaikan serangan Israel di Jalur Gaza yang juga membunuh bahkan ribuan kematian warga sipil.
Sebaliknya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara eksplisit menyatakan dukungan terhadap Israel dalam pernyataan pada tanggal 10 Oktober.
Dalam pernyataan kontras yang mencolok, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah unjuk rasa pro-Palestina yang masif pada tanggal 28 Oktober di Istanbul, menyatakan mereka yang "menangis dengan air mata buaya" atas kematian warga sipil di perang Rusia-Ukraina, diam-diam menyaksikan kematian ribuan anak tak bersalah di Gaza.
Dalam pidato tersebut, Erdogan mengatakan, "Kalian menangisi mereka yang meninggal di Ukraina. Bagaimana dengan anak-anak ini yang meninggal di Gaza? Mengapa kalian tidak mengucapkan sepatah kata pun tentang mereka?!"
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Anadolu