> >

Australia Mulai Galak ke Israel: Kematian Warga Sipil di Gaza Tak Bisa Diterima

Kompas dunia | 2 November 2023, 08:50 WIB
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong. Pihak Australia mengkritik ulah Israel di Gaza setelah serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. (Sumber: Mick Tsikas/AAP Image Via AP)

CANBERRA, KOMPAS.TV - Australia yang kerap menjadi sekutu Israel mulai galak ke negara Zionis tersebut.

Pihak Australia mengkritik ulah Israel di Gaza setelah serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Dengan dalih menghancurkan Hamas, Israel meluluhlantahkan Gaza dan menyebabkan lebih dari 8.000 orang terbunuh.

Baca Juga: Korban Serangan Israel di Gaza Hampir 8.800 Terbunuh dan RS Terancam Tutup, WHO: Harus Dihentikan!

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menegaskan Israel harus menaati hukum internasional dan aturan perang.

Menurut dia, komunitas internasional tak akan menerima jumlah korban warga sipil Palestina yang tewas di Gaza.

“Israel harus menaati hukum internasional dan aturan perang. Saya juga ingin menegaskan ada warga sipil yang tewas hingga saat ini. Anda sudah melihat respons internasional,” katanya dikutip The Guardian, Kamis (2/11/2023).

“Saya pikir pada kenyataannya, komunitas intenasional tak akan menerima warga sipil yang tewas hingga kini. Jadi teman seperti Australia meminta Israel untuk menahan diri dan melindungi hidup warga sipil, sangat penting bagi Israel untuk mendengarkan,” tambahnya.

Sementara itu, gerbang Rafah yang menjadi titik perbatasan antara Gaza dan Mesir sudah dibuka pada Rabu (1/11).

Baca Juga: Houthi Yaman Nyatakan Perang Lawan Israel, Tembakkan Salvo Rudal

Puluhan pasien kritis dan sekitar 500 warga negara asing atau yang memiliki paspor di luar Palestina memasuki Mesir.

Gerbang Rafah sebelumnya ditutup meski Israel melakukan serangan ke Gaza yang menyebabkan lebih dari 8.000 orang tewas.

Pihak Mesir menolak membukanya karena khawatir Israel tak akan memperbolehkan pengungsi Palestina untuk kembali ke Gaza.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : The Guardian


TERBARU