> >

Israel Serang Kamp Pengungsi Jabalia, Direktur RS Indonesia di Gaza: Lebih dari 50 Orang Tewas

Kompas dunia | 31 Oktober 2023, 23:45 WIB
Reruntuhan bangunan di kamp pengungsi Jabalia, Gaza, usai serangan Israel, Selasa (31/10/2023). Lebih dari 50 orang dilaporkan tewas. (Sumber: Twitter @Timesofgaza)

GAZA, KOMPAS.TV - Serangan Israel ke kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara, dilaporkan menewaskan lebih dari 50 orang.

"Lebih dari 50 orang tewas," kata Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dr. Atef al-Kahlout, Selasa (31/10/2023), dikutip dari Al Jazeera.

Dia menambahkan, pihak rumah sakit belum bisa memberikan jumlah korban secara pasti karena hingga saat ini masih menghitung korban.

Ia menambahkan, Rumah Sakit Indonesia di Gaza kan berhenti beroperasi sepenuhnya pada Rabu (1/11/2023).

"Rumah sakit ini akan berhenti beroperasi sepenuhnya pada Rabu petang karena kehabisan bahan bakar," ungkapnya.

Kementerian Kesehatan di Gaza juga mengatakan lebih dari 50 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan Israel.

"Lebih dari 50 syuhada dan sekitar 150 terluka serta puluhan terkubur di reruntuhan, dalam pembantaian Israel yang keji yang menargetkan sebagian besar rumah di kamp Jabalia di wilayah utara [Gaza]," bunyi pernyataan Kementerian Kesehatan.

Terkait serangan di kamp pengungsi di Jabalia ini, belum ada komentar langsung dari pihak Israel.

Baca Juga: 63 Stafnya Terbunuh Serangan Israel di Gaza, Badan Bantuan Pengungsi PBB Berduka

Jabalia merupakan kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi yang berada di Jalur Gaza, wilayah Palestina berpenduduk sekitar 2,3 juta jiwa yang berada di bawah pendudukan Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.

Kamp yang padat penduduk di bagian utara wilayah Gaza itu hanya mencakup area seluas 1,4 kilometer persegi. 

Menurut PBB, ada sekitar 116.000 pengungsi terdaftar di kamp ini dan sangat padat untuk dihuni.

Menurut laporan Al Jazeera, militer Israel telah berulang kali menyerang kamp ini sejak dimulainya perang, termasuk pada tanggal 9, 12, 19, dan 22 Oktober 2023.

Serangan tersebut menewaskan dan melukai ratusan orang.

Kamp ini memiliki tiga sekolah yang dijalankan oleh PBB dan saat ini telah diubah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan keluarga yang telantar.

"Tempat perlindungan dibangun dalam jarak yang dekat satu sama lain dan ada kekurangan ruang rekreasi dan sosial secara umum," kata PBB.

"Dalam banyak kasus, penduduk telah menambahkan lantai ekstra ke tempat perlindungan mereka untuk menampung keluarga mereka. Seringkali, ini tidak memiliki desain yang memadai. Banyak orang tinggal dalam kondisi yang tidak memadai."

Baca Juga: PBB: 420 Bocah Gaza Terbunuh setiap Hari, Pelanggaran HAM Serius terhadap Anak-Anak Tengah Terjadi

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Al Jazeera


TERBARU