PBB: Israel Tolak Bantuan Kemanusiaan Masuk Gaza Utara, Nyawa 400.000 Orang Warga Palestina Terancam
Kompas dunia | 28 Oktober 2023, 07:12 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - PBB mengecam keras Israel karena menolak pengiriman bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza utara, yang masih dihuni sekitar 300.000 hingga 400.000 warga Palestina yang kini terlantar. Koordinator kemanusiaan dan residen PBB di Palestina, Lynn Hastings, mengungkapkan hal ini dalam sebuah konferensi pers virtual di Jenewa hari Jumat, (27/10/2023).
"Pemerintah Israel sudah jelas tidak ingin kami mengirimkan (bantuan) ke wilayah utara," kata Hastings pada konferensi pers yang dilaporkan Anadolu, Jumat, (27/10/2023).
Ia menekankan staf PBB harus mengambil risiko keamanan saat mengirim bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa warga Gaza.
Pada 13 Oktober, Israel mengeluarkan seruan kepada sekitar 1,1 juta penduduk Jalur Gaza di bagian utara untuk segera mengungsi ke wilayah Gaza selatan.
Hastings memperingatkan lebih dari 1 juta warga Palestina di Gaza utara tidak dapat dipindahkan begitu saja ke wilayah selatan, terutama dalam situasi yang masih penuh dengan risiko serangan udara, kelangkaan layanan penting, dan ketiadaan tempat berlindung yang aman.
"Kami harus bisa menyampaikan bantuan kepada warga Palestina di utara, dan kami harus bisa menyampaikan bantuan ke mana pun masyarakat membutuhkan," ujarnya.
Hastings mengungkapkan sejak tanggal 7 Oktober, sudah ada 74 truk bantuan yang masuk Jalur Gaza, dan ia memperkirakan akan ada delapan truk lagi yang akan tiba hari ini.
Baca Juga: WFP Minta Bantuan Lebih Banyak Masuk ke Gaza, 20 Truk Jauh dari Cukup!
Namun, ia menyadari jumlah tersebut masih belum mencukupi. Sebelum konflik meletus pada tanggal 7 Oktober, rata-rata 450 truk bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza setiap harinya.
Selain itu, ada juga 46 truk bahan bakar yang biasanya tiba setiap hari, yang saat ini juga terhambat.
Hastings juga mencatat jika Israel tidak menghentikan pemblokiran bantuan kemanusiaan sejak tanggal 7 Oktober, sudah seharusnya ada 782 truk yang telah memasuki Gaza hingga saat ini. Sayangnya, hal ini belum terwujud, dan bahan bakar, yang sangat penting untuk menjalankan sejumlah fasilitas seperti rumah sakit, tetap tidak dapat masuk.
Israel telah memblokir pasokan bahan bakar ke Gaza, meskipun bahan bakar tersebut sangat penting untuk operasional sehari-hari di Gaza, termasuk di rumah sakit.
Mengenai hal ini, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyatakan, "Bahan bakar tidak boleh masuk Jalur Gaza. Hamas membutuhkannya untuk mengoperasikan infrastruktur-infrastruktur mereka."
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak Israel untuk memungkinkan pengiriman bahan bakar dari Mesir ke Gaza sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan yang mendesak.
"Bahan bakar juga sangat diperlukan untuk mengoperasikan generator di rumah sakit, ambulans, dan fasilitas desalinasi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah konferensi pers pekan lalu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu