Rusia Kecam Penempatan Sistem Pertahanan Udara AS di Timur Tengah, Justru akan Bikin Kacau
Kompas dunia | 27 Oktober 2023, 17:03 WIBBaca Juga: Korban Jiwa Serangan Israel ke Jalur Gaza Tembus 7.000, Termasuk 3.000 Anak-Anak
Dia menilai bahwa keputusan menempatkan sistem pertahanan udara adalah salah dan akan mengarah pada perkembangan yang lebih buruk di wilayah tersebut.
"Tidak ada sistem pertahanan udara, pasokan senjata, atau penguatan arsenal keamanan apa pun yang akan membantu menyelesaikan situasi," kata Zakharova.
"Pelajaran hari ini harus dipelajari. Amerika sudah menempatkan banyak pangkalan militer, mengirim banyak ahli mereka, meluncurkan banyak satelit di wilayah tersebut, tidak ada yang berhasil mencegah skenario berdarah di mana baik Palestina maupun Israel menjadi korban," tambahnya.
Konflik di Gaza dimulai ketika kelompok Palestina Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa - serangan mendadak serempak pada 7 Oktober yang mencakup hujan peluru roket dan infiltrasi ke Israel oleh darat, laut, dan udara.
Kelompok perlawanan Palestina mengatakan, serbuan tersebut sebagai balasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan kekerasan yang meningkat oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan serangan bom yang tak kenal ampun terhadap target-target Hamas di Jalur Gaza.
Hampir 8.500 orang tewas dalam konflik ini, termasuk setidaknya 7.028 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.
Penduduk Gaza sebanyak 2,3 juta orang kehabisan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar. Bahkan konvoi bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza hanya membawa sebagian kecil dari yang dibutuhkan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Anadolu