> >

Rusia Kecam Penempatan Sistem Pertahanan Udara AS di Timur Tengah, Justru akan Bikin Kacau

Kompas dunia | 27 Oktober 2023, 17:03 WIB
Sistem pertahanan udara Amerika Serikat, rudal Patriot. Upaya Washington "memonopoli penyelesaian Timur Tengah," tanpa memperhatikan akar penyebab konflik, menyebabkan konsekuensi katastropik saat ini, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, hari Kamis, (26/10/2023) waktu Moskow. (Sumber: Wall Street Journal)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Upaya Washington memonopoli penyelesaian Timur Tengah tanpa memperhatikan akar penyebab konflik, menyebabkan konsekuensi katastropik saat ini.

Hal itu dikatakan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Kamis (26/10/2023) waktu Moskow.

Zakharova menyebut bahwa penempatan sistem pertahanan udara Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut hanya akan lebih meningkatkan destabilisasi situasi.

"Apa yang dibutuhkan wilayah ini adalah de-eskalasi secepatnya dari konflik Palestina-Israel, dan bukan provokasi AS dalam bentuk pasokan, penempatan sistem rudal yang disebutkan tadi," katanya menjawab pertanyaan dari Anadolu dalam sebuah konferensi pers di Moskow.

Zakharova berpendapat, "tindakan seperti ini sesuai dengan taktik Amerika yang menguatkan keamanan mereka sendiri dengan biaya orang lain."

Hal itu, menurutnya, justru lebih memperburuk situasi di Timur Tengah dan menciptakan ketegangan tambahan yang bisa meluas di luar wilayah tersebut.

Dia melanjutkan, selama enam hingga tujuh tahun terakhir, dalam semua negosiasi dengan negara-negara Barat, di mana Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Federasi Rusia, ikut serta, ide yang sama terus diungkapkan.

"Tanpa penyelesaian dan pemecahan masalah, atau setidaknya perhatian yang sangat mendalam dan memfasilitasi dialog antara pihak-pihak yang terlibat, dialog mediator dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel di Timur Tengah, situasi akan memburuk," jelas Zakharova.

Dia mengaku menyaksikan pembicaraan tentang konflik dengan banyak pihak. Namun, perwakilan Barat menunjukkan tanggapan yang sepenuhnya mengabaikan topik tersebut.

"Taruhannya entah pada solusi paksa atau pada cara-cara keuangan dan ekonomi untuk memperlama situasi, mungkin bahkan dengan niat yang mulia, secara salah terlanjur meyakini bahwa uang dapat mengatasi masalah," katanya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah

Sumber : Anadolu


TERBARU