> >

Hamas Kembali Bebaskan Dua Sandera Warga Israel, AS Cemas Eskalasi Konflik bakal Naik Signifikan

Kompas dunia | 24 Oktober 2023, 20:47 WIB
Kelompok Hamas kembali membebaskan dua warga Israel yang ditahan sebagai sandera di Gaza hari Senin, (23/10/2023), dalam keadaan sehat. Seorang diantaranya adalah warga Israel aktivis perdamaian Israel Palestina. (Sumber: AP Photo)

Pada Senin, Hamas merilis video yang menunjukkan penyerahan dua sandera lansia ini, dan para milisi memberikan minuman dan camilan kepada kedua perempuan yang tampak kebingungan namun tetap tenang itu.

Mereka juga memegang tangan kedua perempuan tua tersebut saat mereka diantarkan kepada petugas Palang Merah. Sejenak sebelum video berakhir, Lifshitz kembali menyentuh tangan salah seorang milisi.

Pada saat yang sama, layanan keamanan internal Israel, Shin Bet, merilis rekaman yang menunjukkan sejumlah tahanan dari serangan Hamas, kebanyakan mengenakan pakaian tahanan yang bersih, tetapi salah satunya mengenakan kaos berlumuran darah dan setidaknya satu mengernyit kesakitan, duduk terborgol di kantor-kantor suram.

Para pria tersebut mengatakan mereka mendapat perintah untuk membunuh pria muda dan menculik perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia, dan mereka telah dijanjikan imbalan finansial.

Baca Juga: Sudah 5.087 Warga Sipil Palestina Dibunuh Israel, Termasuk 2.055 Anak-Anak akibat Serangan ke Gaza

Kedua video tersebut jelas dimaksudkan untuk membentuk narasi perang, dengan Israel fokus pada kekejaman Hamas, dan Hamas mencoba menunjukkan sisi kemanusiaannya.

The Associated Press tidak dapat memverifikasi kedua video tersebut secara independen, dan baik para sandera maupun para tahanan mungkin telah bertindak di bawah tekanan.

Israel bersumpah menghancurkan Hamas yang didukung oleh Iran sementara AS memperingatkan kemungkinan eskalasi, termasuk penargetan pasukan AS yang ditempatkan di Timur Tengah, jika serangan darat diluncurkan di Gaza.

AS memberi tahu Hizbullah yang didukung oleh Iran di Lebanon dan kelompok lainnya untuk tidak ikut-ikutan dalam pertempuran. Israel dan Hizbullah hampir setiap hari saling melepaskan tembakan melintasi perbatasan Israel-Lebanon, dan pesawat tempur Israel menyerang sasaran di Tepi Barat yang diduduki, Suriah, dan Lebanon dalam beberapa hari terakhir.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan ada peningkatan serangan roket dan pesawat tak berawak oleh milisi yang didukung oleh Iran terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah. Kirby menyebut AS sangat khawatir tentang kemungkinan eskalasi signifikan dalam beberapa hari mendatang.

Kirby mengatakan para pejabat AS sedang dalam perbincangan intensif dengan rekan-rekan mereka di Israel mengenai dampak yang mungkin dari tindakan militer yang lebih besar.

AS memberi saran kepada pejabat Israel bahwa menunda serangan darat akan memberikan waktu lebih banyak kepada Washington untuk bekerja sama dengan perantara regional agar bisa membebaskan lebih banyak sandera, menurut seorang pejabat AS. Pejabat AS tersebut berbicara dengan syarat anonim karena tak diberi wewenang untuk mengungkapkan perundingan yang sensitif.

Tank dan pasukan darat Israel telah berkumpul di perbatasan Gaza, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan kepada para prajurit pada hari Senin untuk tetap mempersiapkan diri untuk serangan "karena serangan itu akan segera dilancarkan". Dia mengatakan serangan itu akan berupa serangan gabungan dari udara, darat, dan laut, tetapi dia tidak memberikan jangka waktu.

Serangan darat kemungkinan akan meningkatkan jumlah korban jiwa dalam apa yang sudah jauh lebih mematikan dari lima perang yang dilakukan antara Israel dan Hamas sejak kelompok militan itu berkuasa di Gaza pada tahun 2007.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU