> >

Oposisi Israel Tuduh PM Netanyahu Hancurkan Bukti untuk Hindari Tanggung Jawab Serangan Hamas

Kompas dunia | 23 Oktober 2023, 11:05 WIB
Kelompok oposisi di Israel menuduh PM Benyamin Netanyahu menghancurkan bukti dan dokumen untuk menghindari tanggung jawab atas serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.400 warga sipil Israel. (Sumber: Fox News)

JERUSALEM, KOMPAS.TV - Gerakan Demokrasi Israel, sebuah gerakan oposisi, menuduh Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu menghancurkan bukti dan dokumen untuk menghindari tanggung jawab atas serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.400 warga sipil Israel.

Dalam rangka protes terhadap Netanyahu, Gerakan Demokrasi Israel mengirimkan surat kepada Jaksa Agung Gali Baharav-Miara dan menjelaskan serangan Hamas sebagai "kejutan intelijen dan operasional total."

Dalam surat yang juga diunggah di Facebook, gerakan ini menyatakan meskipun semua warga Israel terdampak, Netanyahu menolak menerima tanggung jawab, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu, Minggu (22/10/2023).

Mereka juga mengklaim Netanyahu menghalangi kemungkinan pembentukan setiap komite penyelidikan masa depan.

Surat tersebut mendorong jaksa agung untuk turun tangan dan memulihkan apa yang sudah dibakar atau dimusnahkan, serta bekerja untuk mengumpulkan informasi sebelum dan setelah serangan Hamas.

Hingga saat ini, Netanyahu belum mengeluarkan pernyataan mengenai tuduhan ini. Para pejabat keamanan Israel dan politisi mengakui mereka tidak bisa meramalkan serangan tersebut.

Baca Juga: Menlu dan Menhan AS Siap Merespons Jika Pasukan Mereka Jadi Sasaran Perang Israel - Hamas

Warga sipil Israel yang tewas ditembak mati kombatan Hamas di Israel Sabtu, (7/10/2023). Kelompok oposisi di Israel menuduh PM Benyamin Netanyahu menghancurkan bukti dan dokumen untuk menghindari tanggung jawab atas serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.400 warga sipil Israel. (Sumber: AP Photo)

Konflik di Gaza, yang telah menjadi sasaran serangan dan blokade oleh Israel sejak operasi yang mematikan pada tanggal 7 Oktober, bermula saat kelompok Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Al-Aqsa Flood - serangan kejutan yang mencakup serangan roket serta infiltrasi ke Israel lewat darat, laut, dan udara.

Hamas mengatakan serangan ini sebagai pembalasan atas penyerangan dan pelecehan terhadap Masjid Al-Aqsa dan kekerasan yang meningkat oleh para pemukim Israel.

Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Swords of Iron melawan target Hamas di Jalur Gaza. Para pejabat mengatakan lebih dari 1.400 orang di Israel tewas dalam serangan Hamas tersebut. Selain itu, 203 orang diduga ditawan oleh Hamas selama invasi dan dibawa ke Gaza, demikian pernyataan militer Israel.

Sebuah konvoi kemanusiaan sebanyak 20 truk hari Sabtu memasuki Jalur Gaza dari sisi Mesir di perbatasan Rafah - yang pertama kalinya sejak dimulainya konflik saat ini.

Perang, yang kini memasuki hari ke-16, adalah yang paling mematikan dalam lima perang Gaza bagi kedua belah pihak. Kementerian Kesehatan Palestina hari Minggu mengatakan jumlah korban tewas di Gaza mencapai setidaknya 4.651 orang, dengan 14.254 orang lainnya terluka di wilayah yang terkepung.

Kementerian Kesehatan Palestina juga mengatakan 93 warga Palestina tewas dibunuh Israel dalam kekerasan dan serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober. Lebih dari 1.650 lainnya terluka, tambahnya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU