AS Dipandang Hilang Kredibilitas Usai Jatuhkan Veto di DK PBB yang Lindungi Warga Palestina di Gaza
Kompas dunia | 21 Oktober 2023, 07:18 WIBBaca Juga: AS Kirim Kapal Komando ke Dekat Palestina untuk Pimpin 2 Kapal Induk, Intervensi AS di Depan Mata?
Jeffrey Feltman, mantan pejabat senior AS dan PBB yang saat ini menjadi rekan di Brookings Institution, menyatakan meskipun asal-usul perang di Ukraina dan konflik antara Israel dan Hamas "sangat berbeda," hal itu tidak akan menghentikan perbandingan oleh beberapa pihak.
"Bagaimana cara yang lebih baik untuk memperkuat persepsi di dunia Selatan tentang standar ganda Amerika daripada membandingkan kecaman Washington terhadap penghancuran oleh Rusia terhadap arsitektur sipil di Ukraina dengan keheningan Washington terhadap penghancuran infrastruktur sipil di Gaza oleh Israel?" katanya.
Kehilangan Kredibilitas AS Diplomat senior dari Afrika, Asia, Eropa, dan Timur Tengah mengungkapkan kekhawatiran tentang standar ganda saat dihubungi setelah AS menjatuhkan veto, semuanya berbicara dengan anonim untuk menjaga hubungan diplomatik.
"Kehilangan kredibilitas terjadi melalui veto ini. Apa yang cukup baik untuk Ukraina tidak cukup baik untuk Palestina. Veto memberi tahu kami bahwa nyawa orang Ukraina lebih berharga daripada yang Palestina," ujar seorang diplomat Afrika.
Seorang diplomat Arab senior menyatakan hukum internasional tampaknya "diaplikasikan secara selektif" oleh kekuatan besar global, Amerika Serikat.
"Kita tidak bisa memilih untuk merujuk pada prinsip-prinsip Piagam PBB untuk melindungi Ukraina dan mengabaikannya untuk Palestina," kata seorang diplomat, "Standar ganda ini tidak hanya tidak adil tetapi juga membuat dunia menjadi tempat yang jauh lebih berbahaya."
Baca Juga: Biden Sebut Dukungan untuk Israel dan Ukraina Penting bagi Keamanan AS
Ketika keprihatinan global meningkat terhadap krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza, yang dikepung Israel setelah Hamas melakukan serangan terburuk terhadap warga sipil dalam sejarah Israel.
Para diplomat mengatakan Rusia melihat kesempatan untuk membalas dendam atas Ukraina dengan mencoba mengisolasi AS secara diplomatis karena mendukung sekutunya.
Saat meluncurkan usaha Rusia untuk aksi PBB pekan lalu, Duta Besar Vassily Nebenzia menyebut negara-negara Barat yang menentang pertemuan terbuka dewan keamanan, "sambil mereka menggunakan alasan palsu untuk mengajukan sesi diskusi tentang situasi di Ukraina."
Usaha serupa yang diajukan oleh Brasil yang meminta gencatan senjata kemanusiaan juga mendapat veto AS pada hari Rabu.
Duta Besar PBB Libya, Taher El-Sonni, secara blak-blakan murka di Dewan Keamanan setelah pemungutan suara pada hari Rabu.
"Selama beberapa dekade, terutama negara-negara Barat, selalu memberikan ceramah kepada kami tentang hak asasi manusia dan hukum internasional," katanya. "Pesan apa yang Anda kirimkan hari ini kepada dunia? Rakyat dunia tidak bodoh. Jadi hentikan standar ganda ini dan hentikan kemunafikan ini."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Straits Times