Profil dan Sejarah RS Gaza yang Dibom Israel: Berdiri Sejak 1882, Dikelola Gereja Anglikan Yerusalem
Kompas dunia | 18 Oktober 2023, 14:46 WIBYERUSALEM, KOMPAS.TV - Serangan udara Israel ke Rumah Sakit Al-Ahli Arab atau Rumah Sakit Baptis di Kota Gaza, Selasa (17/10/2023) menewaskan sekitar 500 orang dan menyita perhatian internasional. Berikut profil dan sejarah berdirinya Rumah Sakit Al-Ahli Arab di Jalur Gaza.
Rumah Sakit Al-Ahli Arab adalah rumah sakit yang dikelola oleh Gereja Episkopal Yerusalem sejak 1980. Gereja Episkopal Yerusalem adalah bagian dari komuni Anglikan, denominasi Kristen terbesar ketiga di dunia.
Keuskupan Episkopal Yerusalem sendiri telah angkat bicara mengenai tragedi kemanusiaan tersebut. Keuskupan Anglikan itu mengecam keras "serangan brutal" yang kembali terjadi dan menyampaikan belasungkawa atas hilangnya nyawa ratusan korban.
Baca Juga: Israel Bom Rumah Sakit, Sekolah PBB, Toko Roti, Kamp Pengungsi dalam 24 Jam, Ratusan Tewas di Gaza
"Dalam arti paling keras, Keuskupan Episkopal Yerusalem mengutuk serangan kejam yang terjadi di jantung Gaza. Laporan awal menunjukkan banyaknya korban yang jatuh, sebuah manifestasi dari apa yang hanya bisa kita sebut sebagai kejatahan terhadap kemanusiaan," demikian pernyataaan Keuskupan Episkopal Yerusalem dikutip Anglican News, Selasa (17/10).
"Rumah sakit, atas nama hukum kemanusiaan internasional, adalah tempat perlindungan, tetapi serangan ini telah melanggar batasan sakral tersebut. Kami perlu menghubungi Uskup Agung Justin Welby (Uskup Agung Canterbury, pemimpin seremonial Komuni Anglikan dunia), yang telah memohon keamanan fasilitas medis dan pembatalan perintah evakuasi (oleh Israel). Sayangnya, Gaza kini masih tanpa tempat aman."
Sejarah Rumah Sakit Al-Ahli Arab Gaza
Rumah Sakit Al-Ahli Arab di Gaza didirikan pada 1882 silam oleh Lembaga Misionaris Gereja (CMS) dari Gereja Inggris yang berdoktrin Anglikan. Rumah sakit ini terletak di kawasan Zaitun, selatan Kota Gaza.
Rumah Sakit Al-Ahli Arab pun diangap sebagai rumah sakit tertua di Kota Gaza dan operasionalnya didukung oleh berbagai lembaga amal internasional.
Sejak 1980, pengelolaan rumah sakit ini diambilalih oleh Gereja Episkopal Yerusalem dan Timur Tengah. Gereja ini membawahi tiga keuskupan, yakni Keuskupan Iran; Keuskupan Siprus dan Teluk yang mencakup Siprus, Semenanjung Arab, dan Irak; serta Keuskupan Yerusalem yang mencakup Israel, Palestina, Yordania, Suriah, dan Lebanon.
"Didirikan pada 1882, Rumah Sakit Al-Ahli Arab terletak di Kota Gaza dan menempati sebuah kampus indah di pusat kota. Dengan tanah yang dirawat dengan baik, ini adalah suaka perdamaian di tengah salah satu tempat paling penuh kesukaran di dunia," demikian keterangan profil rumah sakit tersebut yang dimuat di laman resmi Keuskupan Episkopal Yerusalem.
"Di sebuah kawasan tempat kesulitan adalah hal yang umum, kondisi keras Gaza tetap menonjol. Meskipun demikian, Rumah Sakit Al-Ahli Arab merepresentasikan lentera perdamaian dan harapan bagi semua orang yang dilayaninya."
Baca Juga: Blokade Israel atas Jalur Gaza Palestina yang Bikin Hamas Bilang "Cukup!"
Rumah Sakit Al-Ahli Arab merupakan salah satu dari 22 rumah sakit di utara Gaza yang diultimatum Israel untuk pindah ke selatan. Namun, evakuasi rumah sakit-rumah sakit tersebut dipandang tidak mungkin mengingat kondisi pasien yang dirawat dan berbagai hal lain.
Sebelum rumah sakit yang dipenuhi pengungsi itu dirudal pada Selasa (17/10) malam, jemaah Anglikan telah menyampaikan kekhawatiran mengenai perkembangan situasi di Gaza.
Pada Minggu (15/10), dua hari sebelum rumah sakit dibom, Uskup Agung Canterbury Justin Welby menyatakan bahwa rumah sakit dan pasien di Gaza menghadapi kondisi "sangat berbahaya." Pemimpin Anglikan itu pun melaporkan Rumah Sakit Al-Ahli Arab terkena serangan Israel pada 14 Oktober.
"Rumah Sakit Ahil tertembak roket Israel malam tadi (14 Oktober) dan empat staf terluka dalam ledakan itu. Rumah sakit-rumah sakit lain juga terkena. Saya meminta perintah evakuasi untuk rumah sakit-rumah sakit di utara Gaza dibatalkan, dan agar fasilitas-fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, pasien, dan warga sipil untuk dilindungi," kata Uskup Agung Justin Welby dalam pernyataannya.
"Kejahatan dan teror barbar terhadap Israel oleh Hamas adalah kebiadaban. Namun, warga sipil Gaza tidak bertanggung jawab atas kejahatan Hamas. Mohon berdoa untuk semua orang tak bersalah, baik Israel atau Palestina, yang terjebak dalam kekerasan mengerikan di Tanah Suci."
Baca Juga: Siapa Pengebom RS Al-Ahli Gaza? Israel Ternyata Sempat Kirim Tembakan Peringatan dan Ancam Direktur
Keterangan Uskup Agung Canterbury tersebut sesuai dengan Wakil Menteri Kesehatan Palestina Yousef Abu Al-Rish dalam konferensi pers pasca-pengeboman pada Rabu (18/10). Abu Al-Rish menyebut militer Israel sempat memberi "tembakan peringatan" ke Rumah Sakit Al-Ahli Arab dan memperingatkan direktur rumah sakit via telepon.
Abu Al-Rish menuturkan, Israel pertama menembak Rumah Sakit Al-Ahli Arab pada Sabtu (14/10) malam waktu setempat. Sehari setelahnya, Abu Al-Rish menyebut militer Israel menelepon direktur rumah sakit dan memperingatkannya.
"Kami memperingatkanmu dengan dua tembakan kemarin," kata Abu Al-Rish menirukan telepon Israel kepada direktur Rumah Sakit Al-Ahli Arab.
Abu Al-Rish pun menampilkan foto-foto munisi Israel yang meledak dalam "tembakan peringatan" itu serta dampak kerusakan yang ditimbulkan.
"Satu-satunya tempat di dunia di mana orang-orang diperingatkan dengan peluru artileri adalah di Jalur Gaza," kata Abu Al-Rish dikutip Al Jazeera.
Beberapa jam setelah serangan, militer Israel mengklaim pihaknya tidak terlibat dalam pengeboman Rumah Sakit Al-Ahli Arab. Militer Israel mengklaim ledakan berasal dari roket Jihad Islam Palestina yang gagal mencapai wilayah Israel dan terjatuh di Gaza.
Akan tetapi, Jihad Islam kemudian membantah tuduhan tersebut, menyebut sudut jatuhnya bom dan daya ledak yang dinilai sesuai dengan persenjataan Israel.
Baca Juga: Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rumah Sakit Gaza: Dewan Keamanan PBB Harus Ambil Langkah Nyata
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV