Sudah 11 Wartawan Tewas karena Serangan Israel ke Gaza dan Lebanon, Terbaru Jurnalis Reuters
Kompas dunia | 14 Oktober 2023, 13:41 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Setidaknya sudah sebanyak 11 wartawan tewas karena serangan udara masif dari Israel di Gaza dan Lebanon.
Jumlah tersebut diungkapkan oleh Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), Jumat (13/10/2023).
Seorang videographer Reuters terbunuh karena serangan Israel di selatan Lebanon pada Jumat.
Dua jurnalis lainnya dari Al-Jazeera juga terluka karena serangan tersebut.
Baca Juga: Intelijen AS Ternyata Sudah Peringatkan Bakal Ada Serangan Hamas ke Israel Sebelum Insiden
“Pada tujuh hari perdana pertempuran, setidaknya 11 wartawan tewas, dua hilang dan dua cedera,” bunyi pernyataan CPJ yang berbasis di New York itu dikutip dari Anadolu Agency.
CPJ mengungkapkan sembilan jurnalis Palestina dikonfirmasi telah tewas.
Begitu juga dengan satu wartawan Israel, yang juga dilaporkan telah tewas, dan satu dilaporkan hilang.
“Pada 13 Oktober, seorang jurnalis dari media di Beirut tewas ketika serangan (Israel) terjadi di selatan Lebanon,” katanya.
CPJ mengatakan wartawan di Gaza menghadapi risiko yang sangat besar saat meliput konflik mengingat terus gencarnya serangan udara Israel.
“CJP menekankan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting selama masa krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak-pihak yang bertikai,” kata koordinator program CPJ di Afrika Utara, Sherif Mansour.
“Wartawan melakukan pengorbanan besar di seluruh wilayah untuk meliput konflik penting ini. Langkah-langkah untuk memastikan keselamatan mereka harus diambil oleh semua pihak untuk menghentikan jumlah korban jiwa mematikan dan besar ini,” ujarnya.
Pasukan Israel melancarkan kampanye militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan militer oleh Hamas di wilayah Israel.
Konflik itu dimulai pada Sabtu (7/10/2923), setelah operasi banjir Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara ke wilayah Israel dilakukan Hamas.
Hamas mengatakan operasi tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem di wilayah pendudukan Tepi Barat dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Baca Juga: Simpati China ke Palestina, Sebut Keadilan Telah Lama Tak Dirasakan Rakyat di Sana
Militer Israel kemudian membalas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi tetrhadap Hamas di Gaza.
Respons itu pun kemudian meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza.
Hal itu memperburuk kondisi kehidupan dari wilayah yang sebelumnya telah diblokade oleh Israel sejak 2007.
Lebih dari 3.300 orang tewas sejak pecahnya konflik, termasuk 1.900 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu Agency