> >

Cerita WNI di Tel Aviv saat Ribuan Rudal Hamas Terjang Israel: Kami Punya 90 Detik untuk Berlindung

Kompas dunia | 10 Oktober 2023, 23:45 WIB
Tembakan roket Hamas dari Jalur Gaza ke arah Israel, Sabtu (7/10/2023). (Sumber: Fatima Shbair/Associated Press)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Tel Aviv, Israel, menceritakan detik-detik saat ribuan rudal kelompok Hamas menerjang wilayah Israel pada Sabtu 7 Oktober 2023 lalu.

Aryo Bahmantyo, pelajar Indonesia yang tengah berada di Tel Aviv mengatakan bahwa serangan pertama di Tel Aviv terjadi pada Sabtu (7/10) pukul 6 pagi waktu setempat, yang merupakan hari terakhir Hari Raya Sukkot, hari raya kaum Yahudi.

Hari itu juga merupakan Hari Raya Simchat Torah, yang memperingati datangnya Kitab Torah atau Taurat, dan sehari setelah peringatan 50 tahun Perang Yom Kippur, perang antara Israel melawan koalisi negara-negara Arab pimpinan Mesir dan Suriah. 

Baca Juga: Hamas: Tidak akan Ada Perundingan dengan Israel soal Sandera sampai Perang Selesai

Keheningan Sabtu pagi itu dirobek oleh sirene peringatan serangan udara Israel yang bergema di langit Tel Aviv.

“Tiba-tiba terdengar bunyi siren dan diikuti sejumlah bunyi ledakan di udara,” ujar Aryo dalam Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Selasa (10/10).

Aryo Brahmantyo, warga negara Indonesia yang berada di Tel Aviv, Israel, menceritakan detik-detik saat ribuan rudal Hamas menerjang wilayah Israel pada Sabtu pagi 7 Oktober 2023 lalu di Kompas TV, Selasa (10/10/2023). (Sumber: Tangkap layar Kompas TV)

Tak kurang hampir empat kali sirene serangan udara bergema di langit Tel Aviv, kata Aryo. Ia pun menceritakan praktik arahan langkah-langkah yang harus dilakukan bilamana sirene berbunyi.

“Saya sebagai pelajar internasional, pada masa orientasi selalu diarahkan untuk, apabila siren berbunyi, kami yang berada di Tel Aviv memiliki waktu 90 detik untuk mencari tempat perlindungan, bisa berupa bunker,” sebutnya.

Ia juga menjelaskan langkah lain jika fasilitas bunker tak tersedia saat sirene serangan udara berbunyi.

“Apabila fasilitas bunker tidak tersedia, maka kami diminta untuk berlindung di bawah tangga darurat, karena itu tempat paling kuat dalam suatu gedung.”

Baca Juga: Jurnalis Palestina Meninggal Dunia dalam Serangan Udara Israel di Jalur Gaza

“Dan jika kami berada di luar, kami diminta tiarap dan melindungi kepala kami,” imbuhnya.

Lebih lanjut Aryo mengatakan, Pemerintah Israel telah mengeluarkan imbauan bagi warga di wilayah Israel agar mempersiapkan diri mengantisipasi eskalasi konflik.

“Kemarin pemerintah Israel mengimbau untuk memborong dan menyetok persediaan bahan pangan dan air minum, dan perlengkapan darurat seperti radio dan baterai untuk tiga hari ke depan karena ada ekspektasi eskalasi konflik, di mana nanti, jaringan internet, listrik, dan air bersih tidak lagi tersedia,”jelasnya.

“Jadi di supermarket banyak orang memborong komoditas tertentu seperti air putih, daging, makanan-makanan kaleng,” pungkasnya.

Baca Juga: WHO Desak Israel Buka Koridor Kemanusiaan Masuk dan Keluar Gaza, Sudah 200.000 Orang Mengungsi

Seperti diberitakan sebelumnya, kelompok Hamas melakukan serangan ribuan rudal ke seantero wilayah Israel dari Jalur Gaza, Sabtu (7/10). Serangan tak terduga itu mengejutkan Israel, dan intelijen Israel dianggap gagal mengantisipasinya.

Hingga Selasa (10/10), konflik antara Israel dan Hamas telah menelan korban jiwa sedikitnya 1.600 orang dan ribuan lainnya luka-luka. 

 

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU