Hari Anak Perempuan Internasional: Sejarah dan Pentingnya Peringatan Ini
Kompas dunia | 11 Oktober 2023, 08:30 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Pada hari ini, Rabu 11 Oktober 2023 bertepatan dengan Hari Anak Perempuan Internasional. Sebagai peringatan tahunan yang diakui secara internasional pada tanggal 11 Oktober.
Peringatan ini bertujuan untuk memberdayakan anak perempuan, memperkuat suara mereka, dan mengatasi tantangan berbasis gender yang mereka hadapi, seperti pernikahan anak, akses terbatas terhadap pendidikan, kekerasan, dan diskriminasi.
Tema tahun ini adalah "Digital generation. Our generation." menyoroti ketidaksetaraan akses internet, dengan 2,2 miliar orang di bawah usia 25 tahun yang kebanyakan adalah perempuan tidak memiliki akses internet.
Dikutip dari NationalToday.com, berikut adalah sejarah Hari Anak Perempuan Internasional, cara memperingatinya, dan mengapa peringatan ini penting untuk dirayakan.
Sejarah Hari Anak Perempuan Internasional
Sejak 19 Desember 2011, dunia telah merayakan "Hari Perempuan Internasional" atau "Hari Perempuan" yang diperingati pada 11 Oktober. Resolusi ini diadopsi di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghormati perempuan muda.
Deklarasi Beijing pada tahun 1995 menjadi tonggak penting dalam perjuangan hak perempuan dan perempuan muda. Ini adalah panduan pertama yang secara global mengakui perlunya mengatasi tantangan yang dihadapi oleh remaja perempuan di seluruh dunia.
Baca Juga: Sejarah Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day, Diperingati sejak 1911
Hari Perempuan Internasional bermula dari kampanye “Because I am a Girl” yang digagas oleh organisasi non-pemerintah internasional, Plan International, pada tahun 2007.
Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang perlunya mendukung perempuan di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang di mana kondisinya seringkali sulit.
Fokus kampanye ini adalah merawat perempuan, mempromosikan hak-hak mereka, dan mengatasi kemiskinan.
Hari Perempuan Internasional muncul sebagai gagasan selama kampanye ini dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah Kanada dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada Konferensi Dunia tentang Perempuan di Beijing tahun 1995, negara-negara mengadopsi rencana tindakan untuk mendukung hak perempuan dan melindungi masa depan perempuan muda di seluruh dunia.
Inisiatif dari Plan International dan badan-badan lainnya menguatkan perjuangan ini. Kemudian, Kanada mengusulkan resolusi di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengakui 11 Oktober 2012 sebagai Hari Perempuan Internasional, dengan fokus awal pada pernikahan anak.
Setiap tahun, perayaan ini memiliki tema yang berbeda yang mencerminkan masalah yang dihadapi perempuan muda. Pentingnya pemberdayaan anak perempuan dalam pertumbuhan ekonomi diakui dalam perayaan ini.
Partisipasi aktif perempuan muda dalam keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka dianggap kunci untuk menghentikan diskriminasi dan kekerasan serta memberdayakan mereka sebagai wanita inspiratif dan merdeka di masa depan.
Baca Juga: Hari Perempuan Internasional: Sekjen PBB Menyatakan Hak Perempuan Terancam
Pentingnya Hari Anak Perempuan Internasional
1. Memberdayakan perempuan
Peringatan ini memberikan pengakuan yang luar biasa terhadap hak-hak anak perempuan yang sering tertindas, karena perempuan yang berpendidikan dan berketerampilan memiliki dampak positif pada masyarakat.
2. Menghilangkan isu berbasis gender
Peringatan ini bertujuan mengatasi masalah yang berkaitan dengan diskriminasi dan penindasan berbasis gender yang telah menjadi hal biasa di banyak rumah tangga.
3. Mendorong anak perempuan yang berdaya
Merawat anak perempuan pada usia yang rentan membantu mereka tumbuh menjadi perempuan masa depan yang bebas dan bijaksana.
Baca Juga: Presiden Jokowi Singgung Kesetaraan Pria dan Wanita pada Hari Perempuan Internasional
Melalui Hari Anak Perempuan Internasional, kita dapat memperjuangkan hak, pendidikan, dan kesehatan anak perempuan, serta mengingatkan akan pentingnya mendukung perempuan muda untuk menjadi perempuan masa depan yang penuh semangat dan bebas dari ketidaksetaraan.
Penulis : Almarani Anantar Editor : Gading-Persada
Sumber : NationalToday.com