Indonesia Prihatin atas Konflik Palestina-Israel: Akar Konflik Pendudukan Wilayah Harus Diselesaikan
Kompas dunia | 8 Oktober 2023, 10:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia akhirnya bersuara atas konflik Palestina-Israel yang terus memanas dan menewaskan ratusan orang.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengungkapkan keprihatinannya atas konflik tersebut.
Serangan yang dilakukan militan Palestina Hamas ke komunitas Israel di Gaza, Sabtu (7/10/2023), dilaporkan telah menimbulkan 250 korban jiwa dan ribuan orang lainnya terluka.
Baca Juga: Bagaimana Nasib WNI saat Pecah Perang Palestina-Israel? Ini Kata KBRI Amman
Serangan itu pun disebut sebagai serangan terbesar Hamas pada tahun ini.
Israel sendiri telah melakukan serangan balasan ke Gaza yang diperkirakan merenggut nyawa 232 orang.
“Indonesia sangat prihatin dengan meningkatnya eskalasi konflik antara Palestina-Israel,” bunyi pernyataan Kemlu RI di akun resmi media sosial X.
“Indonesia mendesak agar tindakan kekerasan segera dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia,” tambahnya.
Kemlu mengungkapkan bahwa akar konflik tersebut, yaitu pendudukan Palestina oleh Israel, harus segera diselesaikan.
Mereka menyerukan bahwa penyelesaiannya harus sesuai dengan parameter yang sudah disepakati PBB.
"Akar konflik tersebut, yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus diselesaikan, sesuai parameter yang sudah disepakati PBB," tekan Kemlu RI.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa ini merupakan perang terbuka.
Ia pun menjanjikan Hamas akan membayarnya dengan harga yang tak terkira.
Hamas sendiri mengungkapkan mereka telah melakukan penyanderaan warga Israel dan sudah tersebar.
Baca Juga: Israel Membara, 250 Orang Tewas usai Hamas Lakukan Serangan Terbesar Tahun Ini
Dipercaya puluhan orang bersenjata yang diyakini anggota Hamas menyeberangi wilayah Israel di beberapa lokasi.
Beberapa dari mereka memotong pagar dari Gaza, dan yang lainnya masuk dari laut.
Bagaimana mereka berhasil menembus salah satu perbatasan yang dijaga ketat di dunia tersebut masih belum jelas.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kemlu RI