> >

Hamas Bombardir Israel, Ini Alasan Gaza Jadi Pusat Konflik Israel-Palestina Menurut Media Barat

Kompas dunia | 7 Oktober 2023, 21:30 WIB
Roket yang ditembakkan dari Gaza menuju Israel, Sabtu, (7/10/2023). Sejak kelompok militan Islamis Hamas menguasai Gaza tahun 2007, enklave kecil yang padat penduduk ini menjadi titik fokus dan pusat konflik militer Israel dengan Palestina. Ribuan warga Gaza tewas akibat konflik, inilah alasan Gaza jadi pusat konflik Israel-Palestina menurut media Barat. (Sumber: AP Photo)

Meskipun Hamas mengendalikan keamanan di Gaza, pendanaan untuk layanan kesehatan, listrik, dan layanan lainnya sebagian besar berasal dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara asing, baik secara langsung maupun melalui Otoritas Palestina.

Bagaimana rasanya hidup di Gaza?

PBB memperkirakan lebih dari 5.200 warga Gaza tewas dalam konflik sporadis dengan Israel. Banyak dari mereka adalah anak-anak, dan sebagian besar tewas akibat serangan udara Israel.

Laporan tahun 2021 dari kelompok advokasi Euro-Med Monitor menyatakan sembilan dari 10 anak di Gaza menderita trauma terkait konflik.

Sebagian besar warga Gaza tinggal di kamp-kamp pengungsi yang didirikan lebih dari tujuh dekade lalu untuk menampung warga Palestina yang terusir dalam Perang tahun 1948.

Dengan aktivitas ekonomi yang terbatas, banyak dari mereka masih bergantung pada bantuan pangan dari PBB. Blokade Israel selama 15 tahun juga memperdalam kemiskinan. Pemadaman listrik terjadi setiap hari selama beberapa jam. Sebagian besar air keran tidak dapat diminum, memaksa rumah tangga untuk membeli air desalinasi dari penjual swasta.

Kritik terbuka terhadap Hamas berisiko, tetapi banyak warga Gaza mengeluh secara pribadi.

Baca Juga: Dibombardir 2.500 Roket, Israel Nyatakan Perang Lawan Hamas

Polisi Israel mengevakuasi seorang perempuan dan seorang anak dari lokasi terdampak serangan roket Hamas di Ashkelon, selatan Israel, Sabtu (7/10/2023). (Sumber: Tsafrir Abayov/Associated Press)

Mengapa keadaan tidak membaik?

Sebuah wilayah terpencil tanpa sumber daya alam yang memiliki sejarah kemiskinan yang panjang dan mayoritas pengungsi menghadapi tantangan besar dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Ditambah lagi, baik Israel maupun Mesir melihat Gaza dengan ketakutan dan kecurigaan selama Gaza dikelola oleh Hamas. Mereka menjaga blokade dan menghancurkan terowongan yang digunakan untuk menyelundupkan barang.

Israel mengambil langkah-langkah terbatas dalam beberapa tahun terakhir untuk meringankan penderitaan Gaza, termasuk memberikan izin bagi 20.000 warga Gaza bekerja di Israel, di mana mereka mendapatkan penghasilan 10 kali lipat dari yang mereka dapatkan di Gaza.

Tetapi tidak ada harapan segera untuk kesepakatan perdamaian yang dapat secara signifikan meningkatkan kondisi kehidupan. Situasinya semakin rumit dengan adanya kelompok yang lebih kecil dan lebih militan di Gaza, yang independen dari Hamas, dan bertanggung jawab atas serangan terbaru terhadap Israel.

Apa yang menyebabkan kekerasan terbaru?

Kelompok tersebut, Jihad Islam, meluncurkan sekitar 100 roket ke Israel setelah salah satu anggotanya meninggal akibat mogok makan di penjara Israel.

Sebagian besar roket tersebut berhasil diintersep oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel, mencegah terjadinya korban jiwa. Israel merespons dengan membunuh empat komandan teratas Jihad Islam dan sekitar 20 warga sipil.

Seperti Hamas, Jihad Islam mendapatkan dukungan dari Iran. Mereka bahkan lebih tidak bersedia untuk berkompromi dengan Israel dan telah terbukti bersedia bertindak sendiri melawan musuh bersama mereka.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Bloomberg


TERBARU