Antisipasi Serangan Nuklir, Rusia Gelar Latihan Darurat Diikuti Seluruh Warga
Kompas dunia | 5 Oktober 2023, 04:40 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Sirene berbunyi keras di seluruh Rusia, sementara stasiun TV mengganggu program reguler untuk menyiarkan peringatan pada hari Rabu (4/10/2023). Adegan ini merupakan gambaran senario latihan besar-besaran yang bertujuan untuk menguji kesiapan petugas darurat negara tersebut di tengah pertempuran di Ukraina.
Media Rusia mengatakan skenario latihan ini menyebutkan peningkatan bahaya konflik antara kekuatan nuklir dan menyimulasikan tanggapan terhadap situasi di mana 70% perumahan dan semua infrastruktur penting telah hancur, wilayah luas terkontaminasi oleh hujan radioaktif, dan mobilisasi umum diumumkan.
Latihan yang dimulai pada Selasa (3/10) ini terjadi di tengah serangan drone Ukraina terhadap Moskow dan kota-kota lain. Saat latihan kesiapan berlangsung, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa pertahanan udara telah berhasil menembak jatuh 31 drone Ukraina di wilayah perbatasan pada dini hari Rabu, (4/10/2023).
Sebagai bagian dari latihan tersebut, stasiun-stasiun TV menyiarkan pemberitahuan yang menyatakan: "Perhatian semuanya! Kesiapan sistem peringatan publik sedang diuji! Harap tetap tenang!"
Skenario yang suram ini mengingatkan pada peringatan Kremlin bahwa dukungan Barat kepada Ukraina telah meningkatkan ancaman konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.
Dmitry Medvedev, wakil kepala Dewan Keamanan Rusia yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin, secara rutin berbicara tentang meningkatnya ancaman konflik nuklir.
Baca Juga: Pentagon Beri Peringatan ke Kongres AS, Dana Menipis untuk Gantikan Senjata yang Dikirim ke Ukraina
Mengecam pejabat Barat yang berbicara tentang peningkatan bantuan militer kepada Kiev, Medvedev menyatakan pada akhir pekan bahwa "mereka yang bodoh itu secara aktif mendorong kita ke Perang Dunia III."
Pernyataan menakutkan seperti itu dan latihan darurat skala nasional ini kontras dengan upaya pemerintah untuk meredakan kekhawatiran publik yang semakin lelah setelah hampir 20 bulan pertempuran yang terus disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" itu.
Meskipun secara teratur mengkritik Barat tentang Ukraina, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan anggota senior militer lainnya telah mengatakan bahwa Rusia tidak memerlukan gelombang mobilisasi lagi karena tentara sudah memiliki sukarelawan yang cukup.
Rusia pada Rabu (4/10) mengeklaim pertahanan udara berhasil menembak jatuh 31 drone Ukraina dalam serangan malam hari yang dilakukan pasukan Kiev di wilayah perbatasan, seiring meningkatnya ketidakpastian mengenai akses Ukraina terhadap senjata dan amunisi dari sekutu Baratnya di masa depan.
Serangan drone tersebut tampaknya merupakan serangan drone lintas batas terbesar di Kiev yang dilaporkan oleh Moskow sejak negara itu melancarkan serangan 20 bulan lalu. Belum ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press