Pemimpin Pro-China Menang di Pemilihan Presiden Maladewa, Hubungan dengan India Bakal Kian Rusak
Kompas dunia | 1 Oktober 2023, 13:05 WIBMALE, KOMPAS.TV - Pemimpin pro-China Mohamed Muizzu dilaporkan memenangkan pemilihan Presiden Maladewa.
Hasil ini diperkirakan bakal membuat hubungan Maladewa dengan rekan tradisionalnya, India, bakal kian rusak.
Muizzu dilaporkan memenangkan pemilihan presiden pada Sabtu (30/9/2023), dengan meraih lebih dari 54 persen suara dalam putaran kedua pemilu.
Raihan ini mendorong petahana Ibrahim Mohamed Solih mengakui kekalahannya sesaat sebelum tengah malam.
Baca Juga: Satu Orang Tewas usai Seekor Paus Tabrak Perahu, Disebut Kecelakaan Aneh
“Selamat kepada presiden terpilih Muizzu,” tulis Solih di media sosial X dikutip dari The Guardian.
“Saya juga memberikan selamat kepada orang-orang yang telah menunjukkan proses demokrasi dan damai,” tambahnya.
Muizzu merupakan pemimpin partai yang mendapatkan aliran pinjaman China ketika partai tersebut terakhir kali memegang kekuasaan di negara kepulauan tersebut.
Muizzu muncul sebentar di luar markas kampanye partainya untuk mendesak para pendukungnya agar tak merayakan sampai Minggu (1/10/2023) pagi waktu setempat, ketika pembatasan kampanye secara resmi berakhir.
Solih akan menjabat sebagai presiden sementara hingga penggantinya dilantik pada 17 November.
Hasil ini jelas menghambat upaya Solih untuk mengembalikan sikap diplomatik negaranya ke India sejak menjabat lima tahun lalu.
Muizzu memainkan peran penting dalam program pembangunan pemerintah sebelumnya, yang sebagian didanai oleh sumbangan finansial dari insiatif infrastruktur Belt and Road atau Sabuk dan Jalan China.
Ia mengatakan saat bertemu dengan pejabat Partai Komunis China tahun lalu, bahwa kembalinya partainya memimpin pemerintahan akan menciptakan babak selanjutnya dari hubungan kuat antara China dan Maladewa.
Baca Juga: Pemerintah AS Berpeluang Hindari Penutupan, DPR Setujui Kesepakatan Pendanaan Jangka Pendek
Hubungan Maladewa dan India telah memburuk sejak mentor Muizzu, mantan Presiden Abdulla Yameen, meminjam banyak dana dari China untuk proyek konstruksi.
Ketika itu, Yameen menolak bantuan yang ingin diberikan India.
Keputusan Yameen memilih Beijing juga menjadi alarm bagi China, yang berbagi kekhawatiran dengan Amerika Serikat dan sekutunya mengenai meningkatnya penegasan China di Samudra Hindia.
Muizzu juga berjanji akan membebaskan Yameen, yang tengah menjalani hukuman 11 tahun penjara karena korupsi.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Guardian