> >

PM Kosovo Tuduh Serbia Rencanakan Perang, Buat Skenario Kerusuhan seperti Perang Bosnia 1992

Kompas dunia | 1 Oktober 2023, 02:05 WIB
Seorang pria melintas di depan mural bergambar Presiden Rusia Vladimir Putin dan bertuliskan Kosovo adalah Serbia! di Beograd, 1 Agustus 2022. Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menuduh Presiden Serbia Aleksandar Vucic merencanakan dan memerintahkan serangan kelompok bersenjata di utara Kosovo pada pekan lalu. Kurti menuduh Serbia ingin "mendestabilisasi" Kosovo dan memulai perang. (Sumber: Darko Vojinovic/Associated Press)

PRISTINA, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menuduh Presiden Serbia Aleksandar Vucic merencanakan dan memerintahkan serangan kelompok bersenjata di utara Kosovo pada pekan lalu. Kurti menuduh Serbia ingin "mendestabilisasi" Kosovo dan memulai perang.

Kerusuhan di Kosovo bermula ketika sekitar 30 etnis Serb bersenjata lengkap menyerbu Desa Banjska, Kosovo pada Minggu (17/9/2023) lalu. Kelompok bersenjata ini menewaskan seorang polisi Kosovo, lalu memblokade diri di sebuah biara sebelum diringkus polisi.

Dalam pengepungan biara ini, polisi Kosovo menewaskan tiga orang. Polisi juga menemukan peti senjata dan amunisi berjumlah besar.

Baca Juga: Serbia Konsentrasi Pasukan di Perbatasan Kosovo usai Kombatan Etnis Serb Terbunuh, AS Khawatir

Albin Kurti menyebut "paramiliter" Serb tersebut memiliki perlengkapan yang diproduksi di Serbia. Kurti mengeklaim perlengkapan yang dibawa para pelaku tidak bisa ditemukan di tempat lain.

"Apa yang kami tahu adalah kami menyita amunisi dan senjata senilai lima juta euro, semua diproduksi di pabrik-pabrik Serbia," kata Kurti dikutip Al Jazeera, Sabtu (30/9/2023).

"Granat tangan, senapan mesin, semua yang kami sita diproduksi di Serbia dan tidak bisa ditemukan di pasaran. Jelas tentara Serbia memberikan semua ini kepada formasi paramiliter," lanjutnya.

Kurti menuduh pemerintah Serbia berusaha menciptakan skenario perang seperti dimulainya Perang Bosnia pada 1992 silam. Ia menuduh Beograd menginginkan perang untuk merebut kembali Kosovo yang merupakan bekas provinsi Serbia.

"Mereka ingin polisi kami memasuki biara Banjska jadi mereka bisa memfoto lubang-lubang peluru di dinding biara. Itu tidak terjadi karena polisi kami sangat kuat dan sangat profesional, dan (para pelaku) melarikan diri," kata Kurti.

"Mereka ingin memulai perang pada Minggu 24 September. (Umum diketahui) bagaimana perang (Perang Bosnia) dimulai di Sarajevo. Pada 1 Maret 1992, dalam sebuah pernikahan, seorang pendeta Serb Ortodoks terluka. Kami sangat hati-hati agar hal serupa tidak terjadi. Namun, saya pikir mereka ingin mengulangi skenario dari awal perang itu," lanjutnya.

Kurti menyebut seorang politikus Kosovo-Serb telah mengakui bahwa ia merencanakan di utara Kosovo tersebut dan "menerima logistik, perlengkapan militer, dan persiapan dari Beograd, dan juga menerima perintah politis dari Presiden Vucic."

Di lain sisi, militer Serbia mengonsentrasikan pasukan di perbatasan Kosovo pada akhir pekan ini. Konsentrasi militer tersebut menyita perhatian sejumlah pihak.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic sendiri tidak membantah kabar konsentrasi pasukan Serbia di perbatasan Kosovo. Namun, ia menegaskan pasukan Serbia itu tidak dalam kondisi siaga penuh.

"Saya telah membantah kebohongan yang mereka bicarakan tentang kesiapan tempur level tertinggi dari pasukan kami karena saya tidak menyetujui itu dan (kabar) itu tidak akurat," kata Vucic.

"Kami bahkan tidak memiliki setengah dari pasukan yang kami punya dua atau tiga bulan lalu," lanjutnya.

Baca Juga: Ketegangan antara Kosovo dan Serbia Terus Berlanjut dan Makin Genting, Ini Sejarah dan Penjelasannya

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Jazeera


TERBARU