Transplantasi Jantung Babi yang Diubah Secara Genetik Berhasil Dilakukan Kepada Pasien Kedua di AS
Kompas dunia | 23 September 2023, 23:00 WIBBALTIMORE, KOMPAS.TV - Dokter bedah di Baltimore berhasil melakukan transplantasi jantung babi yang dimodifikasi secara genetik kepada seorang pria dengan penyakit jantung tahap akhir yang tidak memiliki harapan pengobatan lain, seperti yang diumumkan oleh University of Maryland Medical Centre Jumat (22/9/2023).
Ini adalah prosedur kedua yang dilakukan oleh para dokter bedah, seperti laporan New York Times, Sabtu (23/9).
Pasien pertama, David Bennett, 57 tahun, meninggal 8 Maret 2022, dua bulan usai transplantasi, tetapi jantung babi berfungsi dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penolakan organ secara akut, risiko utama dalam prosedur transplantasi seperti ini.
Pasien kedua, Lawrence Faucette, 58 tahun, adalah veteran angkatan laut AS dan ayah dari dua anak di Frederick, Maryland, menjalani operasi transplantasi hari Rabu (20/9) dan "pulih dengan baik dan berkomunikasi dengan orang yang dicintainya", kata pusat medis dalam sebuah pernyataan.
Faucette, yang menderita penyakit jantung tahap akhir dan kondisi medis lain yang rumit, begitu parah sakitnya sehingga dia ditolak dari semua program transplantasi yang menggunakan organ donor manusia.
"Paling tidak sekarang saya punya harapan dan peluang," kata Faucette sebelum operasi. "Saya akan berjuang keras untuk setiap napas yang bisa saya ambil."
Transplantasi dilakukan oleh Dr. Bartley Griffith, yang mengoperasi pasien pertama, sementara Dr. Muhammad Mohiuddin, dari University of Maryland School of Medicine, merancang protokolnya.
Baca Juga: Pasien Transplantasi Jantung Babi Akhirnya Meninggal, Hanya 2 Bulan dari Operasi
Pasien pertama transplantasi jantung babi, David Bennett, meninggal setelah mengalami komplikasi berulang dan jejak virus yang menginfeksi babi ditemukan dalam jantung barunya, menimbulkan kekhawatiran bahwa transplantasi xenotransplan dari hewan ke manusia bisa memperkenalkan virus baru ke populasi manusia.ai
Pihak rumah sakit mengatakan mereka menguji babi yang digunakan dalam transplantasi minggu lalu secara berulang untuk virus, yang disebut sitomegalovirus babi, dan antibodi menggunakan sebuah uji baru yang tidak tersedia pada saat transplantasi Bennett.
Sebelum menjalani transplantasi, Faucette mengatakan dia menyadari itu akan menjadi suatu keajaiban jika dia bisa meninggalkan rumah sakit dan pulang, dan keajaiban lain jika dia hidup selama beberapa bulan atau setahun lebih lama.
"Dalam kenyataannya, ini masih dalam proses pembelajaran tahap awal," kata Faucette tentang prosedur tersebut.
Baca Juga: Pria ini Meninggal Setelah Ditransplantasi dengan Ginjal yang Terinfeksi Kanker
Dalam beberapa tahun terakhir, ilmu xenotransplantasi telah mengalami kemajuan besar dengan teknologi pengeditan gen dan kloning yang dirancang untuk membuat organ hewan kurang mungkin ditolak oleh sistem kekebalan tubuh manusia.
Meskipun kemajuan tersebut masih dalam tahap awal, mereka memberikan harapan kepada lebih dari 100.000 warga Amerika yang hidup dengan penyakit organ tahap akhir namun menghadapi kekurangan akut organ donor manusia.
Sebagian besar dari mereka yang menunggu organ membutuhkan ginjal.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : New York Times / Straits Times