Rekaman Percakapan Aneh di Balik Insiden Hilangnya Pesawat Siluman F-35 di Amerika Serikat
Kompas dunia | 22 September 2023, 17:35 WIBPilot itu pun berbicara sekali lagi untuk meminta pertolongan medis.
"Bu, saya pilot sebuah pesawat tempur dan saya terlempar keluar. Jadi saya pakai parasut hingga sampai daratan. Bisakah Anda mengirim ambulans?" kata pilot itu.
Dalam sebuah rekaman panggilan 911 yang lain, seorang petugas berusaha menjelaskan kasus "seorang pilot terjun payung", tetapi tidak menyinggung hilangnya pesawat atau "kecelakaan." Petugas itu sebatas mengatakan, "pilot tidak melihat (pesawat) lagi saat turun karena cuaca."
Petugas itu juga mengaku sempat mendengar "suara keras" sekitar 25 menit sebelum suara lain "seperti tornado, mungkin sebuah pesawat."
Korps Marinir AS, tempat pilot F-35 yang hilang tersebut bertugas, menyebut pilot itu merupakan seorang penerbang berpengalaman, telah bertugas di kokpit pesawat selama berdekade-dekade.
Pihak berwenang melaporkan bahwa pesawat siluman F-35 itu hilang dan jatuh karena malfungsi. Malfungsi ini membuat pilot terlempar keluar dan terjun payung di area penduduk.
Korps Marinir AS menyebut jet itu terbang sejauh 100 kilometer tanpa pilot dengan ketinggian sekitar 300 meter. Jet siluman itu kemudian jatuh di daerah perdesaan. Bangkai pesawat baru ditemukan sehari setelah kejadian.
Dugaan sementara Korps Marinir, jet F-35 tersebut bisa hilang karena fitur darurat yang ditujukan untuk melindungi pilot dalam keadaan aktif. Jet itu disebut memiliki fitur pengaman komunikasi yang akan aktif jika pilot melontarkan diri dari kokpit. Fitur ini bertujuan untuk melindungi lokasi pilot dan sistem rahasia pesawat.
"Umumnya, pesawat dilacak via radar dan kode-kode transponder. Setelah pilot terlontar, pesawat ini (F-35) didesain untuk menghapus seluruh komunikasi aman," demikian pernyataan Korps Marinir AS dikutip Associated Press, Kamis (21/9).
Dalam kasus pilot keluar kokpit, pesawat F-35 disebut akan menyiarkan sinyal untuk identifikasi diri sebagai kawan atau musuh. Namun, sinyal ini belum tentu bisa dilacak, tergantung faktor cuaca, ketinggian pesawat, dan lingkungan sekitar.
Selain itu, Korps Marinir menyebut cuaca badai dan awan rendah saat kejadian turut mengganggu pencarian pesawat.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press