> >

5.300 Jenazah Korban Banjir Libya Ditemukan, Jumlahnya Diperkirakan Bertambah hingga 2 Kali Lipat

Kompas dunia | 13 September 2023, 18:31 WIB
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Libya, mobil dan reruntuhan berada di sebuah jalan di Derna, Libya, pada hari Senin, 11 September 2023, setelah digenangi oleh hujan deras. Badai Mediterania bernama Daniel menyebabkan banjir dahsyat di Libya yang merusak bendungan, melanda seluruh lingkungan, dan menghancurkan rumah-rumah di berbagai kota pesisir di bagian timur negara Afrika Utara tersebut. Sebanyak 2.000 orang diperkirakan tewas, kata salah satu pemimpin negara itu. (Sumber: Pemerintah Libya melalui AP)

TRIPOLI, KOMPAS.TV - Korban tewas akibat banjir di Libya meningkat menjadi enam ribu orang, sementara ribuan lainnya masih dinyatakan hilang.

Pemerintah Libya bagian timur mengatakan, sejauh ini sekitar 5.300 jenazah sudah ditemukan. Namun, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat hingga bahkan dua kali lipat.

Menurut Menteri Penerbangan Sipil Libya Timur Hichem Chkiouat, puluhan jenazah terus ditemukan di laut perairan Derna, kota pesisir di timur Tripoli yang memiliki populasi sekitar 100.000 orang.

“Laut di Derna terus-menerus membuang puluhan jenazah’,” kata Hichem Chkiouat, dikutip Al Jazeera, Rabu (13/9/2023).

Ia meminta agar dunia  internasional mengirimkan bantuan, sebab Libya tidak mempunyai pengalaman menghadapi bencana sebesar ini.

Baca Juga: Banjir Libya: 2.000 Orang Tewas dan Ribuan Lainnya Masih Hilang, Jam Malam Diberlakukan

Italia Kirim Bantuan

Italia mulai mengirimkan  personel pemadam kebakaran dan ahli banjir ke Libya, serta mengirimkan kapal untuk memberikan dukungan medis dan logistik.

Kementerian Pertahanan Italia melalui keterangan tertulis menjelaskan, personel dan peralatan tersebut akan berangkat pada Rabu (13/9/2023).

Mereka mengirimkan dua pesawat angkut militer, para ahli, peralatan, dan material lainnya ke Libya.

Sebuah kapal angkatan laut juga telah berangkat, dan diperkirakan akan tiba di Libya dalam waktu 24 jam.

Kapal angkatan laut lain yang membawa dua helikopter pencarian dan penyelamatan, personel dan peralatan, juga mungkin diberangkatkan jika diperlukan, kata kementerian itu.

Sementara, seorang jurnalis yang berhasil meninggalkan Kota Derna,  Mabrooka Elmesmary, menggambarkan kota itu telah rata dengan tanah.

“Tidak ada air, tidak ada listrik, tidak ada bensin,” katanya kepada Al Jazeera.

“Kota ini rata dengan tanah.”

Gedung apartemen berisi keluarga-keluarga di dalamnya, tersapu, katanya.

Menurutnya, orang-orang berusaha melarikan diri dari Derna, namun banyak yang terjebak karena akses jalan yang tertutup atau hilang.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Libya mengatakan sedikitnya 30.000 orang telah mengungsi dari Derna.

Baca Juga: Pertemuannya dengan Menlu Israel Terbongkar, Menlu Libya Diberhentikan dan Didemo

Dalam unggahannya di X (dulu Twitter), IOM mengatakan 6.085 orang mengungsi di daerah lain yang dilanda badai, termasuk Benghazi, dan jumlah korban tewas belum terverifikasi.

“IOM dan para mitranya segera mengirimkan bantuan non-makanan (NFI), obat-obatan, peralatan pencarian dan penyelamatan serta personel ke daerah yang terkena dampak,” kata badan PBB tersebut.

Sisa kerusakan akibat banjir dari badai Mediterania bernama Daniel tampak di pesisir Libya, Selasa (12/9/2023). (Sumber: AP Photo/Jamal Alkomaty)

Seperti diberitakan sebelumnya, badai Mediterania bernama Daniel menyebabkan banjir dahsyat di Libya yang merusak bendungan, melanda seluruh lingkungan, dan menghancurkan rumah-rumah di berbagai kota pesisir di bagian timur negara Afrika Utara tersebut. Jebolnya sebuah bendungan di Derna makin memperparah bencana.

Pada Senin (11/9/2023), sebanyak 2.000 orang diperkirakan tewas. Hingga Rabu (13/9), sebanyak 5.300 jenazaj telah ditemukan. Namun, jumlah korban tewas akibat bencana banjir dan runtuhnya bendungan di Libya diperkirakan terus bertambah.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Jazeera/Associated Press


TERBARU