Peneliti AS Alami Pendarahan Perut di Gua Sedalam 1.276 Meter di Turki, Misi Penyelamatan Dikerahkan
Kompas dunia | 12 September 2023, 07:40 WIBANKARA, KOMPAS.TV – Sebuah misi penyelamatan tengah dilakukan di sebuah gua di Pegunungan Taurus di Turki untuk mengeluarkan Mark Dickey, seorang peneliti dan penjelajah gua Amerika yang jatuh sakit sejak 9 hari lalu di kedalaman sekitar 1.000 meter di salah satu gua terdalam dunia.
Pada Senin (11/9/2023), tim penjelajah gua sekaligus penyelamat internasional berhasil membawanya naik hingga kedalaman 300 meter dari permukaan tanah.
Dirangkum dari Associated Press, berikut fakta-fakta dan kronologi tentang insiden dan misi penyelamatan Mark Dickey.
Apa yang Terjadi?
Mark Dickey (40 tahun), seorang penjelajah gua dari Croton-on-Hudson, New York, Amerika Serikat (AS), tengah berada di kedalaman 1.040 meter dari mulut Gua Morca di Pegunungan Taurus, Turki ketika ia terserang pendarahan perut parah pada 2 September 2023. Saat itu, bersama sejumlah penjelajah gua lainnya, termasuk tiga penjelajah Amerika, Dickey tengah dalam misi memetakan sistem gua sedalam 1.276 meter itu untuk Asosiasi Kelompok Speleologi Anatolia.
Baca Juga: Hanya Dapat Rp345 Ribu Usai Rampok SPBU, Pria Ini 14 Tahun Sembunyi di Gua Pegunungan Terpencil
Sejumlah dokter, paramedis, dan penjelajah gua berpengalaman dari Turki dan seluruh Eropa bergegas menyelamatkannya. Seorang dokter Hungaria berhasil turun ke lokasinya di dalam gua pada 3 September. Dickey telah diberi cairan infus dan 4 liter darah dalam upaya menstabilkan kondisinya.
Tim yang terdiri dari seorang dokter dan 3-4 penjelajah gua bergantian menemani Dickey sepanjang waktu.
Asosiasi Penyelamat Gua Eropa menggambarkan Dickey sebagai seorang penjelajah sekaligus penyelamat gua yang amat terlatih, dan seorang peneliti gua terkenal atau speleolog. Dickey sendiri menjabat sebagai sekretaris komite medis asosiasi itu.
“Mark Dickey adalah orang yang seharusnya ada dalam misi penyelamatan untuk memimpin dan memberi saran. Buat dia, jadi orang yang butuh diselamatkan itu semacam tragedi,” ujar Justin Hanley, seorang petugas damkar dari Dallas, Texas, yang bersua Dickey sang mentor dalam sebuah pelatihan penyelamatan gua di Hungaria dan Kroasia.
Sulitnya Misi Penyelamatan
Gua Morca di Pegunungan Taurus di Turki selatan merupakan gua terdalam ketiga di Turki. Gua Morca memiliki sistem amat kompleks dengan banyak lorong vertikal curam dan sedikit koridor horizontal.
Menurut para pakar, tantangan terbesar yang dihadapi tim penyelamat adalah lorong-lorong vertikal curam dan menyusuri lumpur berair bersuhu rendah di koridor horizontal. Belum lagi risiko psikologis karena terlalu lama berada dalam gua yang gelap dan lembap.
Sejumlah kamp medis sementara didirikan di sepanjang gua sebagai tempat singgah sementara selagi Dickey ditandu pelan-pelan keluar gua. Tali-temali baru harus dipasang dan sejumlah lorong gua yang sempit perlu diperlebar agar tandu bisa lewat.
Kronologi Misi Penyelamatan
Usai menerima pertolongan pertama di kedalaman sekitar 1.000 meter, Dickey ditandu naik pada Sabtu (9/9) usai dokter memutuskan ia cukup stabil untuk dipindahkan. Ia ditandu hingga kamp di kedalaman 700 meter dari permukaan tanah, lalu hingga 500 meter dari mulut gua.
Baca Juga: Segini Ternyata Gaji Bodyguard Lionel Messi, Yassine Chueko
Pada Senin (11/9), Dickey berhasil dinaikkan hingga kedalaman 300 meter dari mulut gua. Ia kini menuju kedalaman 180 meter dari mulut gua.
Ia diperkirakan keluar dari dalam gua pada Senin (11/9) malam atau Selasa (12/9) waktu setempat.
Tim Penyelamat
Sekitar 190 personel tim penyelamat dari Turki dan 8 negara yakni Italia, Hungaria, Bulgaria, Rumania, Kroasia, Polandia, Albania, dan AS, turut membantu upaya penyelamatan Dickey.
Lebih dari 150 di antaranya adalah ahli dalam bidang pencarian dan pertolongan.
Pekan lalu, Dickey mengirim ucapan terima kasih lewat pesan video dari dalam gua pada komunitas gua dan pemerintah Turki atas upaya mereka.
“Dunia penjelajahan gua adalah komunitas yang amat erat, dan sungguh luar biasa menyaksikan betapa banyak orang yang merespons di permukaan,” tutur Dickey.
“Saya menyadari bahwa respons cepat pemerintah Turki mengirimkan pasokan medis yang saya butuhkan, menurut saya, telah menyelamatkan nyawa saya.”
Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press