> >

AS-Korsel-Jepang Gelar Latihan Bersama, Kim Jong-un Perintahkan Pasukan Korut Siap Hadapi Invasi

Kompas dunia | 29 Agustus 2023, 22:19 WIB
Dalam foto tak bertanggal yang dirilis pemerintah Korea Utara pada Senin, 21 Agustus 2023, tampak pemimpin Kim Jong-un (kanan) menyaksikan apa yang diklaim sebagai uji coba penembakan rudal jelajah strategis. Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan militer negaranya untuk selalu siaga tempur. Kim menuduh Amerika Serikat (AS) merancang rencana untuk menginvasi negaranya. (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un memerintahkan militer negaranya untuk selalu siaga tempur.

Kim menuduh Amerika Serikat (AS) merancang rencana untuk menginvasi negaranya.

Hal tersebut disampaikan Kim usai AS, Korea Selatan, dan Jepang menggelar latihan bersama di Jeju.

Latihan gabungan ini melibatkan kapal perusak dari ketiga negara.

Baca Juga: Akibat Badai Korea Utara Rusak Parah, Kim Jong-Un Ngamuk ke Perdana Menterinya

Kim Jong-un menyebut AS, Korsel, dan Jepang telah membuat perairan Semenanjung Korea tidak stabil "dengan ancaman perang nuklir."

Ia pun menyebut AS "panik" dengan menggelar latihan gabungan dan menerjunkan aset-aset strategis ke Semenanjung Korea.

Anak Kim Jong-il itu juga menyinggung KTT AS-Korsel-Jepang terkini yang menyepakati peningkatan pertahanan untuk melawan program nuklir Korut.

Kim menyebut Presiden AS Joe Biden, Presiden Korsel Yoon Suk-yeol, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida sebagai "bos geng."

"Situasi saat ini menuntut angkatan laut kita untuk bekerja keras menyempurankan kesiapan perang demi menjaga kesiagaan tempur dan siap mematahkan tekad musuh untuk berperang dalam rencana kontingensi," kata Kim ketika memperingati Hari Angkatan Laut Korut, Senin (28/8/2023).

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Korsel menanggapi pernyataan Kim Jong-un yang menyebut pemimpin tiga negara rival sebagai "bos geng".

Seoul menyebut Kim Jong-un telah menggunakan "bahasa yang sangat kasar."

Baca Juga: Usai Bawa Pancasila ke Korea, Megawati Yakin Korut-Korsel Bersatu

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU