> >

Yevgeny Prigozhin Dikonfirmasi Tewas, Bagaimana Kelanjutan Nasib Wagner Group?

Kompas dunia | 28 Agustus 2023, 18:28 WIB
Yevgeny Prigozhin menyajikan makanan kepada Vladimir Putin ketika makan malam di restoran Prigozhin di dekat Moskow, Rusia, 11 November 2011. Bos sekaligus salah satu pendiri Wagner Group, Yevgeny Prigozhin dikonfirmasi meninggal dunia. Pada Minggu (27/8/2023), otoritas Rusia menyatakan, tes DNA membuktikan bahwa salah satu mayat korban jatuhnya pesawat di utara Moskow pada Rabu (24/8) adalah Yevgeny Prigozhin. (Sumber: Misha Japaridze/Associated Press)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Bos sekaligus salah satu pendiri Wagner Group, Yevgeny Prigozhin dikonfirmasi meninggal dunia. Pada Minggu (27/8/2023), otoritas Rusia menyatakan, tes DNA membuktikan bahwa salah satu mayat korban jatuhnya pesawat di utara Moskow pada Rabu (24/8) adalah Yevgeny Prigozhin.

Juru bicara Komite Investigatif Rusia, Svetlana Petrenko menyebut ke-10 mayat yang ditemukan di lokasi kecelakaan "sesuai dengan manifes (penerbangan)."

Selain Prigozhin, pesawat itu juga ditumpangi pendiri Wagner yang lain, yakni Dmitry Utkin dan sejumlah petinggi Wagner.

Kematian Prigozhin pun memunculkan pertanyaan mengenai masa depan kelompok tentara bayaran Wagner Group. Prigozhin, 62 tahun, dikenal kharismatik dan sanggup membesarkan Wagner hingga aktif beroperasi di Afrika serta ikut invasi ke Ukraina.

Bagaimana masa depan Wagner Group?

Insiden pesawat di Rusia pada pekan lalu diyakini akan mengubah wajah Wagner Group. Pasalnya, tiga pemimin utama Wagner Group, Yevgeny Prigozhin; wakilnya, Dmitry Utkin; serta otak logistik tentara bayaran tersebut, Valery Chekalov, tewas.

Baca Juga: Rekaman Penerbangan dan Jasad Ditemukan di Lokasi Pesawat Jatuh yang Tewaskan Bos Wagner Prigozhin

Peristiwa itu membuat masa depan Wagner yang membawahi puluhan ribu kombatan Wagner yang beroperasi di Ukraina serta beberapa Afrika dan Timur Tengah belum jelas.

Pemerintah Rusia sendiri telah menawari para kombatan Wagner tiga pilihan sejak memberontak pada Juni lalu. Kremlin menawari para kombatan untuk bergabung dalam dinas ketentaraan Rusia, pensiun, atau mengikuti Prigozhin yang sedianya diasingkan ke Belarusia.

Hingga berita ini diturunkan, belum jelas berapa jumlah kombatan Wagner Group yang memilih opsi yang ditawarkan rezim Vladimir Putin tersebut. Ribuan kombtan Wagner Group dilaporkan pilih mengikuti Prigozhin dan telah pindah ke Belarusia pasca-pemberontakan.

Usai insiden pesawat yang menewaskan Prigozhin, Putin sendiri memintahkan kelompok bersenjata Rusia, termasuk Wagner Group, untuk bersumpah setia kepada Federasi Rusia. Dalam pernyataan yang diterbitkan pada Jumat (25/8), sumpah kesetiaan wajib ditempuh setiap pihak yang ikut kelompok relawan atau kelompok yang terlibat pemenuhan misi Angkatan Bersenjata Rusia.

Sejak Prigozhin mengobarkan pemberontakan, Putin dan Kementerian Pertahanan Rusia dilaporkan telah berupaya mengambil alih kekuatan Wagner. Putin pun telah menunjuk sosok komandan untuk memimpin para kombatan Wagner yang setuju ikut tentara. Sosok tersebut adalah bekas komandan top Wagner Group, Andrei Troshev.

Akan tetapi, belum jelas berapa kombatan yang menyetujui tawaran ini. Laporan-laporan media sebatas menyebut jumlahnya mencapai ribuan.

Pemerintahan Putin juga diperkirakan akan kesulitan menggantikan pengaruh yang ditancapkan Prigozhin di Afrika. Bos Wagner itu dinilai telah membina koneksi-koneksi dalam di Afrika, khususnya di Niger, Mali, dan Republik Afrika Tengah.

Kuatnya pengaruh Wagner Group di Afrika pun seiring dengan upaya Rusia mencari sekutu baru di benua tersebut. Afrika penting bagi Rusia, secara ekonomi ataupun politik, terlebih setelah pengucilan Barat pasca-perang Ukraina.

Pengamat Wagner dari All Eyes on Wagner, Lou Osborn menduga Rusia akan mencoba menaruh kelompok bersenjata lain untuk menggantikan peran Wagner Group di Afrika.

"Mereka (Wagner) punya reputasi bagus, yang mana dapat digunakan untuk mengiklankan kelompok Rusia lain. Tidak mengejutkan jika sebuah organisasi baru akan menggantikan mereka (di Afrika)," kata Osborn dikutip Associated Press.

Ia juga menyebut bahwa setidaknya dua organisasi kontraktor militer Rusia lain, yakni Redut dan Convoy telah menyampaikan keinginan untuk berbisnis di Afrika.

Meskipun demikian, Rusia diperkirakan tetap menemui tantangan tersendiri mempertahankan pengaruh di Afrika pasca-kematian Prigozhin. Eks penulis pidato Vladimir Putin, Abbas Gallyamov menyebut sang Presiden kemungkinan membiarkan Prigozhin beraktivitas usai pemberontakan karena Kremlin masih harus menemukan sosok yang tepat untuk menggantikannya.

"Butuh waktu untuk membuat saluran-saluran baru, mekanisme kontrol baru atas proyek-proyek yang ada," kata Gallyamov.

"Dan faktanya, mereka belum berhasil melakukannya. Mungkin juga bahwa mereka gagal dan Kremlin mungkin kehilangan sebagian proyek (di Afrika)," lanjutnya.

Baca Juga: Profil Bos Wagner Yevgeny Prigozhin yang Diduga Tewas, Pernah Jual Hot Dog hingga Dipenjara

 

 


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU