Gawat, Hacker Kim Jong-Un Serang Latihan Gabungan Militer Korea Selatan-AS
Kompas dunia | 21 Agustus 2023, 04:45 WIBSEOUL, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un telah memerintahkan hacker atau peretas untuk menyerang latihan militer gabungan Korea Selatan-Amerika Serikat (AS).
Upaya Kim Jong-un tersebut diungkapkan oleh otoritas Korea Selatan, Minggu (20/8/2023).
Namun, mereka mengungkapkan bahwa informasi rahasia tak dapat disentuh para hacker tersebut.
“Telah dikonfirmasi bahwa informasi berkaitan militer tak dicuri,” bunyi pernyataan kepolisian Korea Selatan pada pernyataannya dikutip dari Independent.
Baca Juga: Pesawat Luar Angkasa Rusia Menabrak Bulan, Sempat Alami Situasi Tak Normal
Militer Korea Selatan dan AS akan memulai latihan musim Ulchi Freedom Guardian pada Senin (21/8/2023), yang akan berlangsung 11 hari.
Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang terus bertambah.
Korea Utara sendiri secara tegas dan berkelanjutan keberatan dengan latihan militer bersama Korea Selatan-AS.
Rezim Kim Jong-un berpendapat itu adalah indikasi AS dan Korea Selatan bersiap untuk menginvasi Korea Utara.
Badan kepolisian Provinsi Gyeonggi Nambu mengatakan dalam pernyataannya, para peretas mengatur serangan melalui korespondensi email ditujuan kepada kontraktor Korea Selatan yang ditempatkan di pusat simulasi latihan perang gabungan Korea Selatan-AS.
Hacker tersebut dilaporkan memiliki afiliasi dengan faksi Korea Utara yang diidentifikasi oleh para peneliti sebagai Kimsuky.
Sementara itu, Korea Utara secara konsisten menolak adanya keterlibatan terkait serangan siber.
Para peneliti mencatat bahwa hacker Kimsuky telah menggunakan teknik lama menggunakan email “spear-pishing”.
Baca Juga: Ekuador Membara, Penembakan Jelang Pilpres Kembali Terjadi, Kali Ini Mantan Wapres Terancam
Upaya itu bertujuan menipu target agar mengungkapkan kata sandi atau terlibat dengan lampiran atau tautan yang memasukkan malware ke dalam sistem mereka.
Dilaporkan melalui upaya kolaboratif, penegak hukum Korea Selatan dan militer AS melakukan penyelidikan bersama.
Mereka mengungkapkan bahwa alamat IP yang digunakan dalam upaya peretasan tersebut sama dengan yang sebelumnya terkait serangan dunia maya pada 2014, yang menargetkan operator reaktor Korea Selatan.
Ketika itu, Korea Selatan menuduh Korea Utara berada di balik serangan siber tersebut.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Independent